Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kenapa Kepuasan Kinerja Ahok-Djarot Tinggi, Tapi Elektabilitas Rendah?
13 April 2017 16:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam survei yang dirilis LSI Denny JA hari ini, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ahok-Djarot masih sangat tinggi mencapai 73 persen. Namun, elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 itu, justru kalah dibanding Anies-Sandi. Kenapa?
ADVERTISEMENT
"Jadi ada pertanyaan mengapa dengan kepuasan tinggi tapi elektabilitasnya tidak setinggi itu. Ada problem dari persepsi personality dan isu krusial. Ahok misalnya, dianggap masih arogan dan terkait dengan isu keagamaan," ujar peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa di Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta, Kamis (13/4).
Selain isu kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ahok-Djarot, Ardian menuturkan alasan lain elektabilitas keduanya rendah adalah tingkat kerelaan warga dipimpin gubernur yang berstatus terdakwa. Ada 55,4 persen warga yang menyatakan tidak rela.
Lalu faktor lain adalah pertentangan soal gubernur baru atau gubernur lama. Sebanyak 54,1 persen pemilih ingin gubernur baru, 33,7 persen tetap gubernur lama, dan 12,2 persen tidak menjawab.
"Ada yang ingin gubernur lama, tapi hanya 33,7 persen," ucap Ardian.
ADVERTISEMENT
Survei Median
Lembaga survei Media Survei Nasional (Median) juga sebelumnya merilis hasil survei yang sama. Bahwa kepuasan terhadap kinerja Ahok-Djarot tinggi (65,6 persen), tapi elektabilitasnya di bawah Anies-Sandi.
Berdasarkan survei tersebut, elektabilitas Anies-Sandi mencapai 49,8 persen, sementara Ahok-Djarot 43,5 persen, dan 6,7 persen responden belum menentukan pilihan.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyebut elektabilitas Anies-Sandi masih lebih tinggi, karena paslon nomor tiga tersebut dianggap sebagai antitesa yang sempurna dari pasangan Ahok-Djarot. Selain itu, stigma negatif terhadap Ahok-Djarot masih lebih tinggi dibandingkan Anies-Sandi.
"Kami kembali menemukan bahwa orang tidak mau memilih Ahok-Djarot karena faktor emosional (identitas dan karakter), sementara orang tidak mau memilih Anies-Sandi karena kurang berkenan dengan penilaian atas kompetensi," ujar Rico, Senin (10/2).
ADVERTISEMENT