Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Cawagub PDIP di Jabar, Anton Charliyan
7 Januari 2018 19:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Usai tarik dukungan dari Ridwan Kamil, PDIP mengusung kadernya sendiri, yakni TB Hasanuddin sebagai cagub Jabar. TB disandingkan dengan Wakalemdikpol Irjen Pol Anton Charliyan. Keputusan ini terbilang mendadak lantaran TB Hasanuddin mengaku baru mendapatkan mandat Sabtu (6/1) lalu.
ADVERTISEMENT
Apalagi, belakangan PDIP dikaitkan dengan Ridwan Kamil. Untuk posisi cawagub yang akhirnya memilih Anton Charliyan, keputusan ini terbilang sudah diprediksi. Sebab, nama Anton sudah beberapa kali disebut menjadi kandidat kuat cawagub Jabar. Anton sudah masuk radar PDIP sejak acara curah gagasan atau semacam seleksi calon di Pilgub Jabar beberapa bulan lalu.
Masuknya Anton ke dunia politik pun sudah digaungkan ke internal Polri. Ia juga mengaku sudah mendapat restu dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Anton Charliyan sendiri menyelesaikan pendidikan Akademi Kepolisian tahun 1984. Karier pria kelahiran Tasikmalaya, 29 November 1960 ini, dimulai di Polda Kalbar dengan menjadi Kasat Sabhara Polresta Pontianak Selatan tahun 1988.
Kemudian ia menjadi Kapolsekta di lokasi yang sama. Anton kemudian naik jabatan menjadi Kasat Serse Polresta Pontianak di tahun 1991. Dan, pada 2002 pernah menjabat sebagai Kapolres Wajo di Provinsi Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Tidak lama menjabat sebagai Kapolres Wajo, Anton mendapat tanggung jawab yang lebih besar. Dia ditarik ke Polda Metro Jaya sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Karena prestasinya, karier Anton terus berkembang. Dan pada 2003-2008, dia diberi tugas sebagai Kanit III Direktorat I Keamanan dan Kejahatan Transaksional Bareskrim Polri dengan pangkat Komisaris Besar.
Lima tahun mengabdi di Bareskrim Polri, Anton Charliyan melanjutkan perjalanannya. Pada 2008, ia dipilih sebagai Kapolwil Priangan Polda Jawa Barat, namun baru setahun menjabat, pada 2009 ia dipindah. Anton mendapat tugas sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah.
Tiga tahun menjabat sebagai Wakapolda Kalteng, pada 2012 Anton ditarik ke lembaga pendidikan Polri sebagai Kepala Biro Pendidikan Pembinaan dan Pelatihan Lembaga Pendidikan Polri (Karodibinklat Lemdiklat). Jabatannya hanya seumur jagung di Karodibinklat Lemdiklat.
ADVERTISEMENT
Nama Anton Charliyan mengudara setelah ia menjabat sebagai Kadiv Humas Polri pada 2015. Tak lama berselang ia kembali dipindahtugaskan. Kali ini ia mencicipi jabatan Kapolda Sulawesi Selatan selama sembilan bulan sebelum ia kembali dimutasi. Kali ini, dia diberi amanah untuk menduduki jabatan Kapolda Jawa Barat terhitung sejak Desember 2016 menggantikan Pol Pudji Hartanto Iskandar. Keputusan tersebut berdasarkan surat Telegram Kapolri No. ST/2987/XII/2016.
Setahun menjabat Kapolda Jabar, berdasarkan Surat Telegram ST/2032/VIII/2017 Irjen Anton kembali dipindah. Kali ini ia diberi mandat untuk menempati posisi Wakalemdiklat Polri.
Selama berkarir di kepolisian, Anton pernah menangani beberapa kasus besar, seperti kasus aktivis Buruh Marsinah yang tewas secara misterius tahun 2000 silam. Selain kasus Marsinah, Anton juga terlibat dalam kasus penyelidikan meninggalnya aktivis HAM Munir.
ADVERTISEMENT