Mengenal Kusbini, Penggubah "Padamu Negeri"

30 Januari 2017 18:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kusbini, pencipta lagu. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Padamu Negeri atau Bagimu Negeri bukan satu-satunya lagu bertema kebangsaan yang diciptakan Kusbini. Ia menggubah pula lagu Cinta Tanah Air, Merdeka, Pembangunan, dan Salam Merdeka.
ADVERTISEMENT
Siapa Kusbini?
Lelaki dengan nama asli Koesbini itu lahir 1 Januari 1910, bersama terbitnya matahari awal tahun di Desa Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur.
Ia memulai karier musiknya bersama Jong Indische Stryken Tokkel Orkest (JISTO), grup musik keroncong di Surabaya, Jawa Timur.
Dikutip dari buku Kumpulan Lagu Nasional terbitan Puspa Swara, Kusbini tak puas dengan pengetahuan musik yang didapatnya secara otodidak sehingga ia kemudian mengikuti pendidikan musik di Malang, juga Jawa Timur.
Sembari belajar, Kusbini terus manggung. Ia tampil sebagai penyanyi keroncong dan pemain biola pada siaran Nederlandsch Indische Radio Omroep Masstchapyj (NIROM) dan Chineese en Inheemse Radio Luisteraars Vereniging Oost Java (CIRVO) di Surabaya.
Kusbini, sepanjang karier bermusiknya, juga menciptakan puluhan lagu keroncong seperti Keroncong Purbakala, Pamulatsih, Bintang Senja Kala, Keroncong Sarinande, Keroncong Moresko, Dwi Tunggal, dan Ngumandang Kenang.
ADVERTISEMENT
Salah satu lagu keroncong ciptaan Kusbini, Kewajiban Manusia, juga menyuarakan semangat kemerdekaan. Melalui lagu itu, Kusbini ingin mengajak bangsa Indonesia untuk terus menggalang persatuan dalam mencapai kemerdekaan.
Kusbini pun dijuluki “buaya keroncong” oleh teman-temannya. Ini sebutan untuk pakar keroncong Indonesia. Julukan serupa disematkan kepada Gesang, pegarang lagu Bengawan Solo yang legendaris. Kusbini dan Gesang ada di deretan musisi keroncong Indonesia era 1930-1955.
Kusbini, pencipta lagu Padamu Negeri. (Foto: Wikimedia Commons)
Sekitar 1935 hingga 1939, Kusbini menjadi pemain musik dan penyanyi untuk perusahaan rekaman piringan hitam Hoo Soen Hoo. Sejak saat itu, kariernya menanjak dan namanya semakin dikenal. Sampai pada 1941, Kusbini mendapat kesempatan bermain film. Beberapa lagunya pun digunakan sebagai musik pengiring film Jantung Hati dan Air Mata Ibu.
ADVERTISEMENT
Tahun 1937-1942, Kusbini juga aktif dalam menyanyi dan main musik keroncong bersama Annie Landouw, S. Abdoellah, dan maestro keroncong Indonesia, Gesang Martohartono.
Semasa pendudukan Jepang, Kusbisni sempat bekerja di radio militer Hoso Kanri Kyoku atau Pusat Jawatan Radio (kini Radio Republik Indonesia). Ia juga bertugas di Pusat Kebudayaan Jepang atau Keimin Bunka Shidosho.
Pada masa inilah, Kusbini banyak bekerja sama dengan komponis Ismail Marzuki, Cornel Simanjuntak, Sanusi Pane, dan seniman lainnya.
Pada periode itu pula, Kusbini menciptakan lagunya yang paling terkenal sampai saat ini: Bagimu Negeri.
Bagimu Negeri digubah oleh Kusbini pada 1942 atas permintaan Sukarno, hingga akhirnya lagu itu ditetapkan sebagai lagu nasional pada 1960.
ADVERTISEMENT
Pada 1978, Kusbini sempat digugat oleh J. Semadi yang mengaku sebagai pencipta lagu Bagimu Negeri. Semadi menuduh Kusbini membajak lagu tersebut. Perkara ini sampai dibawa ke pengadilan, yang berakhir dengan kemenangan Kusbini.
Kusbini, selain piawai dalam menulis lagu, juga berjasa dalam dunia musik Indonesia. Ia mendirikan Sekolah Olah Seni Indonesia (SOSI). Sekolah itu kini dikelola oleh keturunannya.
Kusbini juga salah satu pendiri Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Semula sekolah yang berdiri 1954 itu bernama Sekolah Musik Indonesia (SMINDO), kemudian berganti nama menjadi Akademi Musik Indonesia (AMI), dan kini ISI.
Kusbini, musisi Indonesia. (Foto: Wikimedia Commons)
Kusbini wafat 28 Februari 1991 di kediamannya yang sederhana di Pengok, Yogyakarta, pada usia 81 tahun.
Untuk menghargai jasanya, Pemerintah Daerah Yogyakarta mengabadikan namanya menjadi nama jalan, Jalan Kusbini.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai sumber