Mengenal Lapisan Inversi, Penyebab Sejumlah Dentuman di Indonesia

7 Februari 2021 17:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah suara dentuman dilaporkan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada awal 2021. Dua lokasi di antaranya adalah Lampung dan Malang. LAPAN menyebut, lapisan inversi di atmosfer menjadi penyebab kemunculan fenomena alam tersebut.
ADVERTISEMENT

Apa itu lapisan inversi hingga kemudian menjadi penyebab suara dentuman?

Dikutip dari LAPAN, lapisan inversi merupakan lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat.
Akan tetapi, pada lapisan inversi, yang terjadi adalah, lapisan atmosfer hangan berada di atas atmosfer yang dingin. Karena itu, disebut sebagai inversi (terbalik).
Ilustrasi dentuman. Foto: Getty Images
LAPAN menyebut, lapisan ini biasanya terjadi pada malam hari. Sebab, udara di dekat permukaan mendingin. Sementara itu, udara di atasnya tetap hangat.
Selain itu, lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front). Fenomena ini merupakan hal yang wajar dalam fenomena alam.
ADVERTISEMENT
Inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km (tropopause), dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional.
Salah satu dampak, lapisan ini dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan. Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokkan sampai ke tempat yang lebih jauh.
Sebab, lapisan ini menahan pengangkatan udara ke atas sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat.