Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Mengenal Lebih Dekat Pesawat Tempur Super Tucano Penerus 'Si Cocor Merah'
21 Februari 2025 9:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tampang seram dari lukisan moncong hiu yang siap menerkam langsung menyambut kala memandang pesawat tempur Embraer EMB-314 Super Tucano.
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan untuk mengunjungi markas dari penerus Si Cocor Merah itu di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Kamis (20/2).
Kunjungan ini merupakan bagian dari Press Educational Visit 2025 yang digelar Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara.
Julukan Si Cocor Merah sebetulnya milik pesawat P-51 Mustang yang juga memiliki home base di Lanud Abdulrachman Saleh. Julukan ini disematkan karena gambar moncong hiu yang khas.
Karena memiliki kesamaan dengan Mustang, yakni bermesin baling-baling alias single propeller, gambar moncong hiu itu kemudian diteruskan oleh Super Tucano.
"Ini sebenarnya meneruskan legenda dari pendahulunya. Dulu itu, itu Mustang. Memang ada beberapa yang menjulukkan Cocor Merah. Karena memang dulu Mustang itu legendanya memang Cocor Merah," ujar Danskadron 21, Letkol Pnb Sufriadi, saat ditemui.
ADVERTISEMENT
Sufriadi menjelaskan, Super Tucano ini tergolong dalam pesawat tempur taktis. Biasa melaksanakan tugas operasi seperti pengintaian hingga perlawanan. Pesawat ini dibekali dengan senapan mesin juga dapat mengangkut bom.
Beda dengan pesawat tempur lainnya yang bermesin jet, Super Tucano digerakkan oleh sebuah baling-baling. Rupanya ini malah menjadi kelebihan tersendiri.
"Pesawat Super Tucano ini sebenarnya pesawat kontrainsurgensi, jadi pesawat tempur yang memiliki low speed, sehingga dia mampu bermanuver lincah di pegunungan, di hutan, dan sebagainya di altitude yang rendah," ujar Sufriadi.
Sejumlah operasi militer pun pernah dijalani pesawat ini. Salah satunya pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Wilayah ALKI II meliputi jalur Laut Sulawesi, Selat Makassar, Selatan Lombok, dan Laut Lombok. Ini biasa menjadi rute dari Laut Sulawesi menuju Selat Makasar, Laut Flores, dan Selat Lombok ke Samudera Hindia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Super Tucano juga terlibat dalam operasi pengamanan Ambalat. Ambalat merupakan suatu blok di perairan Selat Makassar yang pernah menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia.
Dalam sekali penerbangan, Super Tucano dapat mengudara selama 3 jam nonstop. Bahkan dengan bantuan tangki tambahan, pesawat ini bisa terbang hingga 6,5 jam.