Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hacker ini bisa dibilang antara ada dan tiada. Keberadaan mereka jelas ada, tetapi seolah tiada. Mengapa? Jarang sekali orang yang mengumumkan dirinya, hacker. Bagi mereka, mengumumkan seorang hacker adalah hal yang tabu.
ADVERTISEMENT
Tengok saja anonymous, kelompok hacker yang terkenal. Tidak jelas keberadaan dan orangnya. Tetapi jejak mereka di jagad internet terlihat jelas.
"Mereka umumnya underground," kata ahli keamanan jaringan dari LIPI, Ika Atman Satya saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Senin (3/4).
Atman mengungkapkan, hacker sebenarnya ada dua macam. "White hat dan black hat," jelas Atman.
Celakanya, jenis hacker yang ada di Indonesia umumnya yang merugikan orang lain.
ADVERTISEMENT
"Nah di Indonesia hacker atau cracker ini umumnya bekerja untuk keuntungan pribadi atau golongan dengan cara merugikan orang lain," jelas Atman.
Para hacker ini memang tidak mengecap ilmu meng-hack dari bangku kuliah atau sekolah. Mereka mendapatkan dari pengetahuan yang dicari sendiri.
"Rata-rata otodidak dan mereka juga belajar bersama di club-club. Club internet (gamer club) sering mereka mulai dengan tukar informasi yang sederhana misal serial untuk software dan kalau sudah akrab mulai belajar yang lain, misal membobol situs dengan menggunakan SQL injection ataupun session hijacking," urai dia.
Di Indonesia yang cukup dikenal dan mengawali dunia hacker ini namanya kecoak elektronik. Kumparan kemudian mengunjungi situs mereka dan masih aktif.
ADVERTISEMENT
"Kalau Indonesia ada kecoak elektronik yang sejak 1995 telah melakukan hacking. Dulu mereka sering melakukan peretasan mungkin sekarang sudah sadar ya," tegas Atman sambil tersenyum.
Menutup pembicaraan, Atman juga memberi saran agar situs tidak diretas para hacker ini.
"Sarannya ikuti update rutin untuk aplikasi yang dipakai secara rutin baik operating system dan database maupun aplikasi websitenya (CMS). Dan sering lakukan pengecekan atau bug finding, amati log access websitenya, kalau perlu pasang IDS/IPS dan honey pot," tutup dia.