Mengunjungi Kampung Ketupat di Bogor, Jawa Barat

11 Juni 2018 14:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual Ketupat Dadakan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual Ketupat Dadakan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketupat adalah panganan khas saat Lebaran tiba. Panganan ini menjadi hidangan wajib ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri. Tak ayal menjelang Lebaran banyak pedagang musiman yang menjual kulit ketupat.
ADVERTISEMENT
Di Kota Bogor sentra pembuatan kulit ketupat dapat ditemukan di Kampung Kebon Danas, RT 03/07, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Konon, sebagian besar warga di kampung ini memproduksi ketupat, oleh sebab itu kampung ini dijuluki sebagai 'Kampung Ketupat'.
Sejak dari luar kampung, tumpukan daun kelapa berwarna kuning-hijau mulai terlihat. Sejumlah warga terlihat tengah menganyam daun kelapa menjadi kulit ketupat.
Kampung ketupat di Kampung Kebon Danas, Bogor. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung ketupat di Kampung Kebon Danas, Bogor. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Santi (23), seorang pengrajin ketupat tak paham asal usul munculnya pengrajin ketupat di kampungnya. Namun, ia mengaku sejak kecil telah banyak warga yang memproduksi kulit ketupat. Bahkan, sudah menjadi tradisi warga sekitar untuk membuat ketupat.
"Udah lama (adanya kampung ketupat) udah dari saya kecil, udah berpuluh-puluh tahun. Di sini mah udah kampung ketupat, Emang udah tradisinya tiap hari bikin ketupat buat dijualkan," kata Santi saat ditemui kumparan di rumahnya, Senin (11/6).
ADVERTISEMENT
"Kurang lebih ada 10 orang yang bikin ketupat," imbuhnya.
Pengrajin ketupat di Kampung Kebon Danas, Bogor. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengrajin ketupat di Kampung Kebon Danas, Bogor. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Lantas Santi menyarankan kumparan untuk menemui keluarga Ndang. Keluarga ini dianggap sebagai keluarga yang pertama kali membuat dan memproduksi kulit ketupat di Kampung Kebon Danas.
Benar saja saat menyambangi keluarga Ndang, tampak banyak kulit ketupat yang siap dijual. Salah seorang anggota keluarga, Erna (40) mengatakan, asal mula banyaknya pengrajin kulit ketupat di Kampung Kebon Danas berasal dari almarhum mertuanya, yakni Bapak Ndang.
"Dari dulu di sini, turun temurun. Dulunya jual ketupat sayur, doclang ya, lama-lama jual jualnya cuman ketupat aja. Itu dari Bapak (mertua)," kata Erna.
Erna (40) dan Ndang (50) pengerajin Ketupat. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Erna (40) dan Ndang (50) pengerajin Ketupat. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Awal mulanya, Ndang bekerja sebagai pedagang ketupat sayur --warga sekitar menyebutnya doclang-- sejak tahun 50-an. Selanjutnya, banyak warga yang ikut berjualan ketupat sayur hingga berkembang menjadi pengrajin kulit ketupat.
ADVERTISEMENT
"Paling pertama mah almarhum Bapak, terus lainnya diajak. Udah ada tahun 50-an lah. Dulu juga di sini ada tukang ketan bakar, tapi penerusnya enggak ada. Jadi sekarang langka," jelasnya.
Kulit ketupat yang diproduksi warga biasanya dipasarkan ke sejumlah pasar di Bogor. Seperti Pasar Anyar dan Pasar Merdeka. Pasar-pasar tersebut biasanya digunakan sebagai pusat untuk membeli kulit ketupat menjelang Lebaran.
Ketupat di Kampung Kebon Danas, Bogor. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketupat di Kampung Kebon Danas, Bogor. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
"Di Pasar Anyar dari jam 02.00 WIB. Kadang orang Jakarta belinya di Pasar Anyar, emang pusatnya," jelas Erna.
Namun tak sedikit, masyarakat yang langsung datang ke Kampung Kebon Danas untuk membeli kulit ketupat. Harga yang ditawarkan tak terlalu mengocek kantong.
Biasanya warga sekitar menjual kulit ketupat dengan harga Rp 5 ribu per ikat (isi 10 buah). Selain itu, warga sekitar juga menjual ketupat matang dengan harga Rp 10 ribu per ikat (isi 10 buah).
ADVERTISEMENT
"Pernah ada orang yang datang dari daerah kawasan hutan Ciapus, beli ke sini jauh-jauh (karena) ngidam," pungkas Erna.