3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Meninggalnya Sang Ibu Diduga Picu Siswi SMPN 147 Lompat dari Lantai 3

20 Januari 2020 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner KPAI,  Retno Listyarti di SMPN 147 Ciracas. Foto: Reki Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner KPAI, Retno Listyarti di SMPN 147 Ciracas. Foto: Reki Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) perlahan-lahan menjelaskan apa yang terjadi di balik meninggalnya siswi SMPN 147 Ciracas yang loncat dari lantai 3 sekolah.
ADVERTISEMENT
Rupanya, sang siswi tengah mengalami masalah serius dalam hidupnya, yaitu ibunya meninggal.
Sosok ibu bagi siswi ini rupanya begitu sentral. Sang ibu begitu dekat dengan putrinya dan dianggap orang paling mengerti.
"Dia dekat betul sama ibu, jadi di medsos (korban) memang muncul kalimat kangen, ibunya sudah meninggal dan paling tahu tentang dirinya," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti usai mengunjungi SMPN 147 Ciracas, Jakarta Timur, Senin (20/1).
Si ibu dan ayah korban juga telah bercerai.
"Kehilangan ini belum sembuh ya, jadi orang tuanya bercerai, berat bagi anak. Belum pulih secara psikologi dan muncul problem ibunya meninggal. Menghadapi masalah itu ini bukan problem ringan," kata Retno.
Usai cerai, kata Retno, sang anak tidak tinggal dengan ayah. Ia dikabarkan tinggal dengan nenek dan tantenya. KPAI sudah mulai mencoba berkomunikasi dengan keluarga siswi ini, namun belum sempat bertemu karena keluarga masih berduka.
ADVERTISEMENT
"Ini kita tidak tahu keluarga yang mengurus dia yang mana. Itu kita tidak tahu, kita akan kontak ke keluarga lain karena sudah dapat (nomor) kontaknya dan kita akan hubungi. Seminggu depan kalau sudah reda barangkali bisa ditemuilah sembari mengungkapkan duka cita," ucap Retno.
KPAI Kunjungi SMP 147 Ciracas, Jakarta. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Belakangan, di media sosial muncul dugaan kuat bahwa siswi ini mengalami perundungan (bullying) dari rekan sekolah. Namun, dugaan itu dimentahkan pihak sekolah dan polisi. KPAI, untuk sementara menyebut, kehilangan ibu menjadi salah satu pemicu siswi mengakhiri hidup.
"Tapi sementara problem yang paling kuat adalah kehilangan sang ibu, problem yang paling kuat ketika ibunya meninggal," tutup Retno.