Menkes Bakal Lobi WHO Agar Cabut Status Pandemi COVID-19 Jadi Endemi

26 Januari 2023 16:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Gedung Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1). Foto: Andika Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Gedung Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/1). Foto: Andika Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, dirinya akan membujuk WHO untuk mencabut status pandemi COVID-19 menjadi endemi.
ADVERTISEMENT
Budi akan bertemu Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk mendiskusikan masalah ini.
"Jadi kita mesti lobi WHO. Saya akan datang mulai bulan Maret untuk bilang ini Indonesia kan sudah beres. Ada negara-negara yang buruk dari Indonesia, tapi, kan, ada juga yang sudah merasa beres. Yuk, pelan-pelan kita tarik," kata Budi saat berbicara di Rakornas Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Gedung AA Maramis, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/1).
Budi berharap WHO mencabut status pandemi pada 17 Agustus karena bertepatan dengan HUT RI. Meski demikian, keputusan untuk mencabut status pandemi Budi serahkan ke WHO.
"Tapi dengan itu pandemi dihentikan, beberapa kewajiban pemerintah yang ada di UU akan selesai," ujarnya.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/PIERRE ALBOUY
Sementara di masa transisi pasca PPKM dicabut, Budi mengatakan Kemenkes mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga situasi pandemi COVID-19. Budi pun mengungkapkan sejumlah rencana pemerintah yang akan dilakukan di masa transisi.
ADVERTISEMENT
"Pelan-pelan akan kita cabut itu intervensi. PPKM sudah, nanti tes kita mau cabut, bisa tesnya mandiri kita banyakin di apotek-apotek. Kemudian surveilans yang tadinya tiap hari kita ubah tiap minggu. Bertahap, ya," ungkapnya.
Sementara sero survei tetap akan rutin dilakukan sembari memproduksi obat dalam negeri.
"[Ada yang minta] 'Pak, hentiin pandemi'. Ini pandemi bukan haknya Pak Budi Sadikin atau Pak Airlangga Hartarto. Karena pandemi ini terjadinya global. Enggak bisa Indonesia berhenti pandemi. Bisa diketawain 192 negara," pungkasnya.