Menkes Tegaskan Obat Fomepizole untuk Anak Gagal Ginjal Gratis, Impor Dipercepat

25 Oktober 2022 5:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkes Budi Gunadi dan Kepala BPOM Penny Lukito memberi keterangan tentang kasus gagal ginjal akut pada anak di Istana Kepresidenan, Jakarta,Senin (24/10/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menkes Budi Gunadi dan Kepala BPOM Penny Lukito memberi keterangan tentang kasus gagal ginjal akut pada anak di Istana Kepresidenan, Jakarta,Senin (24/10/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan akan mempercepat kedatangan Fomepizole sebagai pengobatan pasien dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injuries (AKI). Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien.
ADVERTISEMENT
10 dari 11 pasien AKI yang mengkonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) berangsur membaik kondisinya setelah meminum obat ini. Hal ini berdasarkan pengamatan pasien anak di RSCM.
"Kita bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kita akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan," ujar Menkes dalam keterangannya, dikutip Selasa (25/10).
“Kita akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis,” tutur Menkes.
Fomepizole, antidot untuk mengobati gagal ginjal akut pada anak yang diimpor Kemenkes. Foto: x-gen.us
Dikatakan Menkes, pasien AKI itu semula tidak dapat berkemih (buang air kecil/BAK), bahkan dengan cuci darah tidak memberikan perbaikan bahkan sering terjadi perburukan.
Namun setelah diberi obat tersebut pasien mulai bisa melakukannya sedikit demi sedikit. Tak hanya itu, pasien yang sebelumnya  tidak bisa berkemih mulai berkemih dan anak yang tidak sadar mulai sadar kembali.
ADVERTISEMENT
Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura. Selanjutnya akan datang dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi.
"Ini kesiapan yang kita lakukan untuk menyediakan penawarnya. Kita akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien AKI,” ucap Menkes.
Obat-obat ini diimpor dari sejumlah negara seperti Australia, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang. Harganya sempat disinggung Menkes, Rp 16 juta per vial.