Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menlu AS: Tak Ada Alasan Rusia Balas Serangan AS di Suriah
9 April 2017 16:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson percaya Rusia tak akan bertindak gegabah usai AS menyerang negara sekutunya itu. Ia tak percaya bahwa serangan AS ke sekutu Rusia di Timur Tengah itu akan mendorong terjadinya konflik AS dengan Rusia, apalagi Perang Dunia III.
ADVERTISEMENT
Tillerson juga menyatakan bahwa serangan rudal ke pangkalan udara Suriah Jumat (7/4) lalu hanyalah langkah awal AS menekan Suriah. Ia menjamin ketegasan negaranya dalam melawan kebiadaban Presiden Bashar al Assad tak akan berubah, meski berpotensi memunculkan pertikaian dengan Rusia. Bahkan, Pemerintahan Trump pun telah menyiapkan sanksi ekonomi baru bagi Suriah.
Baca juga: Meredam Skenario Perang Dunia III di Suriah
Rusia diketahui adalah mitra erat Suriah. Negara utama pecahan Uni Soviet tersebut telah menjadi pemasok utama seluruh persenjataan Suriah sejak tahun 2015. Bahkan Rusia kerap dituduh sebagai tokoh yang sebenarnya berada di balik serangan-serangan kepada oposisi Suriah --tuduhan yang selalu dibantah oleh Rusia.
Dalam sebuah wawancaranya dengan propgram Face the Nation di saluran TV CBS, Tillerson mengatakan tak ada alasan bagi Rusia untuk membalas serangan AS. Ia juga menyatakan bahwa tidak ada personel Rusia yang menjadi target dalam serangan 60 rudal Tomahawk yang diluncurkan dari dua kapal perang kelas destroyer USS Porter dan USS Ross tersebut. AS dan Rusia sendiri disebutnya telah berkoordinasi sebelum negara yang disebut pertama meluncurkan serangannya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, salah seorang juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin tidak setuju pada anggapan enteng Tillerson tersebut. Dikutip dari Associated Press, ia menyebut bahwa serangan tersebut merupakan pukulan telak bagi hubungan Moskow dan Washington.
Komentar senada disampaikan oleh Korea Utara, Iran, dan Indonesia. Meski begitu, lebih banyak pihak di dunia yang menyambut baik intervensi AS kali ini. Raja Salman dari Arab Saudi, misalnya, menyatakan dukungan penuh bagi serangan AS dan memujinya sebagai tindakan yang berani.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 9:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini