Menlu Blinken Kunjungi Israel, Bantu Bebaskan Tawanan dari Hamas

12 Oktober 2023 11:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melambaikan tangan saat akan berangkat menuju Israel di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, AS,  Rabu (11/10/2023). Foto: Jacquelyn Martin/POOL/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melambaikan tangan saat akan berangkat menuju Israel di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, AS, Rabu (11/10/2023). Foto: Jacquelyn Martin/POOL/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada Rabu (11/10) bertolak ke Israel. Kunjungan ke negara sekutu dekat AS di Timur Tengah ini membuktikan kuatnya solidaritas antara Tel Aviv dan Washington, sekaligus mencegah perluasan eskalasi konflik.
ADVERTISEMENT
Blinken yang juga membawa misi pembebasan ratusan orang yang disandera kelompok pejuang Palestina, Hamas, itu berkunjung saat Israel sedang menggempur dan mengepung Jalur Gaza.
Dikutip dari Reuters, sebagai bentuk dukungan penuh AS, Blinken nantinya bakal bertemu dengan pejabat tinggi Israel seperti Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog.
"Saya akan pergi dengan pesan yang sangat sederhana dan jelas — bahwa Amerika Serikat mendukung Israel," kata Biden kepada wartawan, sebelum bertolak ke Tel Aviv.
"Kami mendukung rakyat Israel. Kami mendukung mereka hari ini. Kami akan melakukannya besok. Kami akan tetap melakukannya setiap hari," tegas dia.
Diplomat senior itu menambahkan, dia akan bekerja sama dengan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah guna berupaya membebaskan lebih dari 100 orang — beberapa di antaranya ada warga negara AS, dari tawanan Hamas.
ADVERTISEMENT
Blinken mengatakan, imbas gempuran Hamas pada Sabtu (7/10) sedikitnya warga negara AS telah tewas dan beberapa lainnya masih belum ditemukan. "Jumlah tersebut masih bisa bertambah, dan mungkin akan terus bertambah," ungkap Blinken.
Ketika ditanya apakah Washington telah menganjurkan Israel untuk menahan diri dalam merespons Hamas, Blinken mengutarakan pembelaan — bahwa Israel menghormati hukum internasional dan melakukan upaya untuk mencegah jatuhnya korban sipil.
"Kami tahu bahwa Israel akan melakukan semua tindakan pencegahan yang dapat dilakukan, sama seperti yang kami lakukan, dan sekali lagi, itulah yang membedakan kami dengan Hamas dan kelompok-kelompok teroris yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang paling keji," kilah Blinken.
Prioritas utama Blinken dalam misinya ke Timur Tengah ini adalah menyampaikan pesan 'pencegahan' atas perluasan eskalasi konflik. Pesan itu, menurut Blinken, ditujukan kepada Iran dan kelompok-kelompok militan lain yang mendukung Hamas seperti Hizbullah di Lebanon.
ADVERTISEMENT

Bakal Bertemu Presiden Palestina

Selain ke Israel, Blinken juga dijadwalkan mengunjungi Ibu Kota Yordania, Amman, pada Jumat (13/10) dan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
"Blinken akan melakukan perjalanan ke Amman pada hari Jumat di mana ia akan bertemu dengan para pejabat senior Yordania serta Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang akan melakukan perjalanan dengan sebuah delegasi yang mencakup kepala intelijen PA Majed Faraj dan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO Hussein al-Sheikh," kata seorang pejabat Palestina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas di kota Ramallah di Tepi Barat, Selasa (31/1/2023). Foto: Ronaldo Schemidt/Pool via AP
Meski begitu, tidak seperti lawatan ke Timur Tengah sebelumnya, kali ini agenda Blinken tidak mencakup perjalanan ke Tepi Barat yang diduduki Israel.
Sejak Hamas melancarkan serangan fajar pada 7 Oktober, Blinken dilaporkan telah menjalin komunikasi melalui telepon dengan rekan-rekannya di Timur Tengah termasuk Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab (UAE).
ADVERTISEMENT
Para pejabat AS mengatakan, langkah itu dilakukan Washington guna mendorong negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap Hamas dan pihak-pihak musuh Israel untuk membantu mencegah eskalasi konflik.
Washington membantu Israel dalam bentuk pasokan persenjataan atas tujuan "mempertahankan diri".

Akar Masalah Konflik

Konflik Palestina vs Israel telah berlangsung sekitar 7 dekade, dipicu oleh pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel yang dibantu oleh negara-negara Barat.
Seiring dengan perlawanan rakyat Palestina, Israel kemudian memblokade Gaza sejak 2006 dengan membangun tembok setinggi 6 meter sepanjang 65 km sehingga Gaza terkungkung dari dunia luar.
Hamas sebagai faksi Palestina yang menguasai Gaza, pada 7 Oktober 2023 melakukan perlawanan yang tak pernah dibayangkan selama ini ke bagian selatan Israel. Serangan mendadak di pagi hari itu dilakukan lewat udara, darat, dan laut.
ADVERTISEMENT
Serangan yang dianggap mempermalukan Israel yang terkenal dengan kecanggihan alutsista dan intelijennya itu dibalas dengan pernyataan "perang" oleh negara Zionis.
Hamas menyebut, serangan ke Israel itu sebagai respons atas kekerasan Israel pada kaum wanita yang beribadah di Masjid Al-Aqsa, penodaan pada Masjid Al-Aqsa, dan blokade terhadap Gaza yang terus berlangsung hingga kini.