Menlu Dorong Perdamaian-Kemakmuran Indo-Pasifik melalui Pusat Studi Asia Timur

12 Juni 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024).  Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan pentingnya mendorong perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik melalui pendirian Centre for East Asian Studies (CEAS) Universitas Prasetiya Mulya.
ADVERTISEMENT
"Melalui penelitian dan data kolaboratif, pusat ini akan lebih meningkatkan kerja sama dan memperdalam ikatan kita di Asia Timur. Saya yakin pusat ini akan menjadi platform untuk membuka jalan kita dalam mendorong perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik," ujar Retno dalam sambutan acara peluncuran CEAS melalui rekaman video, Rabu (12/6).
CEAS resmi diluncurkan pada Rabu (12/6) di Auditorium CSIS, Jakarta. Pusat penelitian ini didirikan pada 9 Januari 2024 dan bertujuan untuk menjawab kebutuhan akan pemahaman mendalam tentang dinamika yang terjadi di kawasan Asia Timur, baik dari segi geopolitik maupun geoekonomi.

Berbagai Tokoh

Acara peluncuran CEAS dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Dr. H. Noer Hassan Wirajuda, Dekan Sekolah Hukum dan Studi Internasional Universitas Prasetiya Mulya; Jusuf Wanandi, Ketua Dewan Penasihat CEAS; serta beberapa mantan duta besar Indonesia untuk negara-negara di Asia Timur.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Profesor Djisman Simanjuntak, menyampaikan harapannya agar CEAS dapat menjadi katalis bagi program pengajaran dan penelitian tentang Asia Timur.

Urgensi CEAS

Sementara itu, Direktur Eksekutif CEAS, Dr. Rizal Sukma, memperkenalkan pusat studi ini yang dilanjutkan pemberian kuliah perdana bersama Profesor Chen Dongxiao, Presiden Shanghai Institutes for International Studies (SIIS).
Usai acara peluncuran, Rizal Sukma menyampaikan pandangannya terkait urgensi pembentukkan CEAS.
Menurutnya, tantangan Indonesia di kancah dunia ke depan akan lebih kompleks, terutama di bidang geopolitik.
"Kita ingin memahami kemajuan ekonomi di kawasan Asia Timur, namun mulai terkendala oleh faktor-faktor geopolitik," ungkapnya di hadapan media.

Tak Mungkin Maju Tanpa Kerja Sama

Eks Dubes Indonesia untuk Inggris itu menjelaskan pentingnya peran Indonesia untuk menjembatani perselisihan negara-negara besar.
ADVERTISEMENT
"Karena kita tidak mungkin bisa maju tanpa bekerja sama dengan negara-negara Asia Timur. Asia Timur pun membutuhkan peran negara seperti Indonesia untuk bisa mengatasi persoalan-persoalan global," katanya.
"Adanya kecurigaan ataupun friksi di negara-negara besar itu hanya mungkin bisa dijembatani oleh negara seperti Indonesia," ujar Rizal.