Menlu Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Heli Dikenal Anti-Israel & Anti-Barat

20 Mei 2024 15:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian. Foto: Mohamed Azakir / REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian. Foto: Mohamed Azakir / REUTERS
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, tewas dalam kecelakaan helikopter bersama Presiden Ebrahim Raisi, Senin (20/5). Menlu Iran itu dikenal dengan sentimen anti-Israel yang kuat dan skeptisisme terhadap Barat
ADVERTISEMENT
Amirabdollahian merupakan tokoh konservatif yang punya hubungan dekat dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), cabang ideologis militer Iran. Ia menjabat setelah kemenangan Raisi pada 2021.
Masa jabatan Amirabdollahian sebagai Menlu Iran ditandai dengan aktivitas diplomatik yang intensif untuk mengakhiri isolasi Iran dan mengimbangi dampak sanksi Amerika Serikat yang melumpuhkan negaranya.
Dia berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangga di jazirah Arab, termasuk kekuatan Sunni regional, Arab Saudi.
Dalam kesepakatan bersejarah yang diatur China, Teheran dan Riyadh sepakat memulihkan hubungan dan membuka kembali kedutaan masing-masing pada Maret 2023.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Menteri Luar Negeri China Qin Gang berjabat tangan selama pertemuan di Beijing, China, Kamis (6/4/2023). Foto: WANA via REUTERS
Di bawah mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad, Amirabdollahian menjabat sebagai wakil menteri luar negeri untuk urusan Arab dan Afrika.
Dia terlibat dalam upaya memulai kembali negosiasi mengenai program nuklir Iran. Hal itu lantaran kesepakatan 2015 dengan pemerintah Barat runtuh usai AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018.
ADVERTISEMENT
Sepanjang kariernya, diplomat karier ini sangat dekat dengan Jenderal IRGC Qasem Soleimani, komandan pasukan operasi luar negeri yang tewas dalam serangan AS di Baghdad pada 2020. Amirabdollahian memuji kejeniusan strategis Soleimani karena mencegah disintegrasi Suriah dan Irak.
Dalam sebuah wawancara pada Juni 2020, dia menyebut Soleimani sebagai "diplomat sejati" karena keterampilan negosiasinya.
Anggota pertahanan sipil berdiri di dekat lokasi yang rusak setelah serangan udara Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin (1/4/2024). Foto: Firas Makdesi/REUTERS
Bulan April 2024, Amirabdollahian membela serangan langsung pertama Iran terhadap Israel. Aksi Iran itu merupakan balasan atas serangan udara Israel yang menghancurkan konsulat Teheran di Damaskus.
Amirabdollahian menjelaskan serangan itu sebagai pertahanan sah dan sesuai hukum internasional. Dia kemudian meremehkan serangan balasan Israel di Isfahan, Iran, yang merupakan rumah fasilitas nuklir utama. Amirabdollahian menyebutnya sebagai tindakan sepele.