Menlu: Negara Berkembang Punya Risiko Tertinggal untuk Akses Vaksin Corona

26 September 2020 7:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno Marsudi menyampaikan pidato secara virtual dalam forum PBB sesi The Challenge of a Lifetime: Ensuring Universal Access to Covid-19 Health Technologies: High Level Virtual Event Foto: Dok. Kemlu
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Marsudi menyampaikan pidato secara virtual dalam forum PBB sesi The Challenge of a Lifetime: Ensuring Universal Access to Covid-19 Health Technologies: High Level Virtual Event Foto: Dok. Kemlu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seluruh negara tengah berupaya mencari jalan keluar dari pandemi corona yang muncul pertama kali di Wuhan, China, sejak akhir 2019. Salah satunya dengan pengembangan vaksin yang terus dilakukan berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan kekhawatirannya pada negara berkembang. Menurutnya, ada risiko negara berkembang tertinggal dari akses penanganan corona seperti vaksin corona.
"Pandemi ini menunjukkan ketidaksetaraan yang mendalam antarnegara. Negara berkembang tetap memiliki risiko untuk tertinggal dalam hal akses obat-obatan, vaksin, dan teknologi kesehatan," kata Retno dalam forum PBB bertajuk The Challenge of a Lifetime: Ensuring Universal Access to Covid-19 Health Technologies: High Level Virtual Event, Sabtu (26/9).
Petugas membawa peti jenazah di kawasan Fatmawati untuk memperingatkan masyarakat tentang bahaya virus corona. Foto: Willy Kurniawan/Reuters
Oleh karena itu, kata Retno, dibutuhkan kerja sama seluruh negara. Termasuk kesempatan akses kesehatan harus adil dan merata. Dengan begitu rantai penularan virus baru bisa benar-benar terputus.
"Inilah mengapa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang adil dan setara untuk memenangkan pertempuran ini," tegasnya.
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
Retno menjelaskan solidaritas dan komitmen politik semua negara dibutuhkan dalam mengembangkan teknologi dan pengetahuan melawan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu kita menemukan solusi untuk mengalahkan COVID-19, tetapi itu hanyalah alat. Untuk membuatnya berdaya guna kita membutuhkan solidaritas kita membutuhkan komitmen politik dari semua negara," pungkasnya.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona