Menlu Retno Bahas Klaim China di Laut Natuna saat Bertemu Mike Pompeo

29 Oktober 2020 13:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pada Kamis (29/10) pagi.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Retno menyampaikan beberapa hal, salah satunya persoalan Laut China Selatan. Ia menegaskan stabilitas dan keamanan Laut China Selatan harus dijaga.
"Kami membahas mengenai keadaan di Laut China Selatan. Bagi Indonesia, Laut China Selatan harus dijaga agar tetap stabil dan damai," ujar Retno saat konferensi pers bersama Pompeo di Kemlu, Jakarta.
Ia turut menyinggung klaim China di laut Natuna yang merupakan bagian Laut China Selatan. Menurut Retno, klaim China terkait sembilan-garis-putus atau nine dash line yang termasuk laut Natuna tidak berdasar.
KRI Tjiptadi-381 mengikuti sailing pass di Laut Natuna, Rabu (15/1). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sebab laut Natuna merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia berdasarkan hukum internasional yakni United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
ADVERTISEMENT
"Hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982, harus dihormati dan diterapkan. Oleh karena itu, klaim apa pun harus didasarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal, termasuk UNCLOS 1982," tegas Retno.
Pertemuan Retno dan Pompeo turut membahas tentang kerja sama Indo-Pasifik.
"Kami berkomitmen untuk mempromosikan kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, transparan, dan berbasis aturan," tutup Retno.