Menlu Retno Berharap KTT ASEAN Bisa Tentukan Sikap soal Konflik Myanmar

10 November 2022 10:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi saat memberikan sambutannya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/10/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi saat memberikan sambutannya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/10/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno Marsudi berharap, para kepala negara anggota ASEAN dapat menentukan sikap terkait konflik di Myanmar.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Retno menyusul diselenggarakannya pertemuan puncak KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 pada 10 hingga 13 November pekan ini di ibu kota Phnom Penh, Kamboja.
Isu menyangkut Myanmar telah menuai keprihatinan, khususnya dari sesama anggota ASEAN. Myanmar menjadi salah satu anggota dari organisasi itu sendiri.
“Diharapkan para pemimpin ASEAN dapat mengambil sikap dan langkah dalam merespons situasi di Myanmar, terutama tidak adanya komitmen dari militer Myanmar dalam menindaklanjuti 5 Point of Consensus,” tutur Retno dalam sebuah keterangan pers, seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, pada Kamis (10/11).
Ketua ASEAN 2022 sekaligus Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja Prak Sokhonn (ketiga kiri) bersama Menlu RI Retno Marsudi (kanan) mengikuti Special ASEAN Ministerial Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Di KTT ASEAN kali ini, pencarian solusi terkait penindasan yang dilakukan oleh junta militer Myanmar terhadap rakyatnya termasuk salah satu isu besar yang akan dibahas. Agenda ini tercantum dalam salah satu sesi utama KTT ASEAN, yakni retreat session.
ADVERTISEMENT
Agenda retreat session akan diselenggarakan pada 11 November. Demi menghasilkan persiapan yang baik, maka sehari sebelumnya Retno bersama para menteri luar negeri ASEAN lainnya bertemu terlebih dahulu. Mereka membahas rekomendasi selanjutnya yang nantinya akan disampaikan kepada para pemimpin ASEAN.
“Pertemuan para menlu ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan khusus para menlu ASEAN yang diselenggarakan di ASEAN Secretariat Jakarta pada 27 Oktober lalu,” jelas Retno.
Menurut Retno, selama ini ASEAN telah melakukan usaha maksimal dalam menyikapi isu Myanmar. Tetapi, sambung dia, upaya hanya akan tampak apabila junta militer Myanmar turut berkomitmen untuk mengimplementasikan 5 Point of Consensus (5PC).
“Bola sepenuhnya ada di tangan militer Myanmar,” tegas Retno.
Orang-orang memegang plakat saat menghadiri protes terhadap kudeta militer Myanmar di Launglon, Myanmar, Jumat (23/4). Foto: DAWEI WATCH via REUTERS
Meski begitu, terlepas dari kekecewaan ASEAN karena hingga kini 5PC tak kunjung diwujudkan oleh militer Myanmar, Retno yakin bahwa ASEAN akan terus memprioritaskan dukungannya bagi rakyat Myanmar, melalui bantuan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
“Situasi Myanmar tidak boleh menghambat perkembangan ASEAN,” tutup Retno.
5 Point Consensus merupakan upaya perwujudan perdamaian di Myanmar yang setiap poinnya telah disetujui oleh setiap kepala negara anggota ASEAN. Perumusan konsensus itu dilakukan di Jakarta 2021 lalu.
Lima langkah upaya perdamaian dalam 5Point Consensus yang disepakati para pemimpin ASEAN adalah:
1. Segera mengakhiri kekerasan di negara ini;
2. Dialog antara semua pihak terkait;
3. Penunjukan utusan khusus;
4. Pemberian bantuan kemanusiaan oleh ASEAN;
5. Kunjungan utusan khusus blok tersebut ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.