Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menlu Retno: COVAX Targetkan Distribusi 5,935 Miliar Vaksin
13 Oktober 2021 5:24 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkap inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara vaksin COVID-19 di dunia atau COVAX menargetkan, sekitar 5,935 miliar dosis vaksin dapat terdistribusi hingga 2022.
ADVERTISEMENT
Retno berkesempatan memimpin pertemuan ke-6 COVAX AMC Engagement Group secara virtual pada Agustus 2021. Pertemuan ini membahas penyerapan pasokan vaksin oleh negara berkembang dan strategi COVAX di 2022.
“Dalam proyeksi COVAX tahun 2022, dengan skenario semua berjalan sesuai rencana, maka sekitar 5,935 miliar dosis vaksin dapat disalurkan melalui COVAX hingga akhir tahun 2022. Beberapa prinsip yang [juga] akan dilakukan COVAX antara lain berkontribusi untuk memenuhi target WHO untuk memvaksinasi 70% penduduk di semua negara pada pertengahan 2022,” kata Retno dalam rilisnya dikutip kumparan, Rabu (13/10).
“Pasokan vaksin COVAX akan diperkuat oleh pasokan dari jalur bilateral dan jalur lainnya. Selain itu, kebijakan yang fleksibel untuk menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian melalui peningkatan coverage dan pembentukan mekanisme kontijensi pool,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Lebih rinci, Retno menerangkan dana yang telah dikumpulkan COVAX berjumlah 9,8 miliar Dolar AS atau Rp 139 triliun. Ini melebihi target yaitu 105% dari target semula USD 9,3 miliar atau Rp 132 triliun.
Adapun menurut COVAX, hingga saat ini terdapat sekitar lebih dari 3,3 miliar orang telah divaksinasi COVID-19 setidaknya satu dosis. Sementara ada 11 kandidat vaksin yang menandatangani perjanjian dengan COVAX, melebihi target yang awalnya 10 kandidat.
Retno melanjutkan, 94% negara peserta COVAX telah menerima pengiriman vaksin tahap pertama dari target 100% di bulan Juni 2021. Tepatnya sebanyak 559 juta dosis sudah dialokasikan dan 314 juta dosis telah dikirimkan ke negara peserta COVAX.
Di sisi lain, Retno juga menyampaikan beberapa hal dalam pertemuan tersebut. Salah satunya, ia menyampaikan apresiasi bahwa sejak pertemuan terakhir COVAX terdapat beberapa tren positif, yaitu kasus dan kematian mingguan telah menurun secara global dan hampir sepertiga dunia saat ini sudah divaksinasi lengkap.
ADVERTISEMENT
“Dalam pembukaan saya juga menyampaikan beberapa terlepas adanya tren positif, terdapat juga beberapa tren negatif yaitu antara lain masih adanya kesenjangan vaksinasi yang cukup lebar. Seperti sebelumnya, negara berpenghasilan rendah menerima kurang dari 1% vaksin dan 56 negara tidak memenuhi target untuk memvaksinasi 10% dari populasi mereka pada akhir September 2021,” ujar Retno.
Sebab itu, Retno menegaskan negara-negara berpenghasilan rendah tidak boleh tertinggal lagi dalam hal vaksinasi corona. Mengingat WHO baru saja meluncurkan Strategi Pencapaian Vaksinasi Global COVID-19 pada Pertengahan 2022, dalam pertemuan Retno pun mengimbau semua pemangku kepentingan memiliki peran untuk mencapai target cakupan 70% di setiap negara pada 2022.
“Kalau kita berbicara mengenai tantangannya, maka satu-satunya tantangan sekarang adalah mengumpulkan kemauan politik untuk mendistribusikan vaksin secara merata dan memastikan pembiayaannya yang memadai untuk pengirimannya,” terang dia.
Retno mengingatkan dari segi pasokan vaksin, saat ini dunia tak lagi kekurangan suplai. Ia menegaskan kendala yang paling krusial adalah pendistribusian vaksin secara merata.
ADVERTISEMENT
“Di masa-masa lalu, beberapa bulan yang lalu kita masih bicara mengenai kendala pasokan. [Sementara] di dalam pertemuan ini dan berdasarkan data yang kita terima, maka kendala pasokan tidak lagi menjadi masalah. Produksi vaksin global sekarang mencapai 1,5 miliar dosis per bulan,” papar dia.
“Jadi sekali lagi teman-teman, pengadaan vaksin ini sudah tidak ada kendala. Yang menjadi kendala adalah bagaimana mendistribusikan vaksin ini kepada semua negara secara merata dan juga bagaimana membiayai pengiriman atau pendistribusian vaksin-vaksin tersebut," lanjutnya.
Meski begitu, Retno mengatakan negara-negara juga harus waspada terhadap kebijakan yang dapat mempersulit upaya untuk kesetaraan vaksin. Sebab itu dalam pertemuan Retno berpesan agar semua bersama-sama dapat mengakui semua vaksin yang telah memperoleh EUL WHO secara setara.
ADVERTISEMENT
"Saling mengakui sertifikasi vaksin dapat melengkapi upaya untuk menghindari diskriminasi vaksin. Saya juga sampaikan bahwa ketika menghadiri Debat Umum Majelis Umum PBB, pernyataan para Pemimpin Dunia mengingatkan kita adanya ekspektasi atau harapan yang sangat tinggi dari semua negara terhadap kerja dari COVAX Facility," ujar Retno.
"Saya sampaikan bahwa COVAX AMC Engagement Group harus mengerahkan upaya terbaik dan melakukan terus perbaikan untuk memenuhi harapan-harapan tersebut," tandas dia.