Menlu Retno Desak Negara G20 Bersatu dan Tingkatkan Dukungan untuk Palestina

22 Februari 2024 15:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu RI Retno Marsudi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Rabu (21/2/2024). Foto: Twitter/@Menlu_RI
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Rabu (21/2/2024). Foto: Twitter/@Menlu_RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendesak negara-negara G20 untuk bersatu dan harus mampu menjadi katalis perubahan positif di setiap krisis global—khususnya ancaman genosida warga Palestina di Jalur Gaza oleh penjajah Israel saat ini.
ADVERTISEMENT
Sebagai blok ekonomi terbesar di dunia, menurut Retno, G20 memiliki tanggung jawab untuk menjadi kontributor bagi perdamaian sekaligus stabilitas dunia.
Isu soal krisis di Gaza ini diangkat Retno ketika berbicara dalam G20 Foreign Ministers Meeting (FMM) di Rio de Janeiro, Brasil, pada Rabu (21/2). Dalam sesi pertama pertemuan ini, kata Retno, pembahasan isu Gaza sangat menonjol.
"Isu ini penting untuk diangkat di G20, mengingat semua negara anggota tetap Dewan Keamanan juga merupakan anggota G20. Saya sampaikan bahwa kekejaman Israel di Gaza yang telah berlangsung selama 138 hari telah melampaui segala logika pembenaran," ucap Retno dalam press-briefing Kementerian Luar Negeri RI.
"Dalam pembahasan sesi 1 ini isu Gaza sangat menonjol. Hampir semua delegasi menyampaikan concern terhadap situasi kemanusiaan di Gaza," kata Retno.
Menlu RI Retno Marsudi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Rabu (21/2/2024). Foto: Twitter/@Menlu_RI
Retno kembali menyuarakan bagaimana kompleksnya krisis Palestina di Jalur Gaza—yang saat ini dampaknya sudah meluas ke kawasan dan mengancam stabilitas serta keamanan global.
ADVERTISEMENT
"Saya juga desak negara-negara G20 untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina, termasuk untuk UNRWA dan justru bukan menghentikannya. Karena di saat inilah, Palestina memerlukan solidaritas dan bantuan kita," imbuhnya.

3 Peran Kolektif G20

Di hadapan menteri luar negeri G20, Retno menegaskan tiga peran kolektif yang dapat dilakukan negara-negara anggota blok ekonomi. Poin pertama dari ketiga peran itu adalah terus mendorong gencatan senjata permanen segera—bagaimanapun caranya.
"Ini akan menjadi game-changer paling fundamental untuk menghentikan pertumpahan darah dan krisis kemanusiaan, serta untuk menciptakan situasi kondusif menuju negosiasi two-state solution," jelas Retno.
Peran kedua, menghindari standar ganda (double-standards) dalam penyelesaian konflik Palestina.
Pertemuan Dewan Keamanan PBB di Nagorno-Karabakh, di markas besar PBB di New York City. Foto: Bryan R. Smith / AFP
Adapun Retno dalam paparannya di berbagai forum internasional telah beberapa kali menyinggung soal praktek standar ganda yang dilakukan sejumlah negara perihal krisis di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
Peran ketiga tak lain adalah bekerja sama mengurangi ketegangan global dan mencegah terjadinya eskalasi konflik lebih lanjut. Sebab, menurut Retno, saat ini banyak sekali konflik yang pecah di berbagai belahan dunia.
Keamanan global diperparah dengan adanya ancaman negatif dari kemajuan teknologi seperti senjata siber, drone, hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Press Briefing Menlu RI pada pertemuan G20 dan MIKTA di Rio de Janeiro, Brasil, pada Rabu (21/2/2024). Foto: YouTube/MoFA Indonesia
"Oleh karena itu, Indonesia mendorong agar G20 dapat mengatasi masalah-masalah ini secara bersama. G20 harus bersatu dan harus menjadi katalis perubahan positif untuk setiap krisis," tegas Retno.
ADVERTISEMENT
"Mengakhiri statement, saya sampaikan bahwa negara-negara anggota G20 memiliki tanggung jawab untuk menjadi kontributor bagi perdamaian dan stabilitas dunia," tambahnya.
Rangkaian kegiatan di Brasil ini dilaksanakan Retno sebelum bertolak ke Den Haag, Belanda, yang dijadwalkan untuk menyampaikan oral statement berupa advisory opinion di hadapan International Court of Justice (ICJ) terkait kekejaman Israel terhadap warga Palestina pada Jumat (23/2) besok.