Menlu Retno: G20 Harus Jadi Katalis Bangkitkan Semangat Berkolaborasi

2 Maret 2023 15:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di New Delhi, India (2/3). Foto: Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di New Delhi, India (2/3). Foto: Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyerukan agar G20 dapat menjadi katalis untuk membangkitkan semangat berkolaborasi dengan sesama dalam menghadapi tantangan global.
ADVERTISEMENT
Seruan tersebut disampaikan Retno pada Kamis (2/3) saat menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri (Foreign Ministers Meeting/FMM) G20 di Kota New Delhi, India.
Retno menyinggung soal semangat serupa yang tampak saat Indonesia memegang Presidensi G20 tahun lalu.
Namun, semangat berkolaborasi itu tetap harus dipertahankan — terutama ketika rivalitas antarnegara semakin tajam, sementara tantangan global seperti terhambatnya pertumbuhan ekonomi dan krisis pangan juga ada di depan mata.
“Tahun lalu para pemimpin G20 menunjukkan spirit [semangat] serupa di Bali. Di tengah situasi yang sulit, mereka dapat mengesampingkan perbedaan dan menyepakati hasil konkret yang bermanfaat bagi seluruh dunia,” kata Retno.
Retno mengacu pada terlahirnya Bali’s Declaration pada November 2022 lalu —yang mana merupakan hasil dari kesepakatan para negara anggota G20 di tengah masa sulit, akibat krisis Rusia dan Ukraina serta perselisihan internal antara sesama anggota.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di New Delhi, India (2/3). Foto: Kemlu RI
Mengutip siaran pers yang dirilis Kementerian Luar Negeri RI, Retno mengatakan, prinsip multilateralisme harus dibangun di atas fondasi yang menyeluruh (inklusif).
ADVERTISEMENT
Hanya dengan cara inilah, multilateralisme dapat bermanfaat dan mampu atasi berbagai tantangan global di era saat ini.
“Dengan pengaruh kolektif yang dimilikinya, G20 harus dapat menjadi katalis untuk membangkitkan kembali spirit kolaborasi. Kolaborasi inklusif akan membawa kita menuju dunia yang damai, stabil, dan sejahtera,” jelas Retno.
Salah satu tantangan global yang dimaksud adalah konflik Rusia-Ukraina yang sekarang sudah melebihi satu tahun lamanya.
Perang antara sesama negara tetangga ini telah berdampak secara signifikan pada terhambatnya pemulihan global usai pandemi COVID-19 melanda —baik berdampak secara ekonomi, politik, hingga kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di New Delhi, India (2/3). Foto: Kemlu RI
Konflik antara Rusia dan Ukraina disebut juga mendominasi pembicaraan dalam pertemuan G20 yang tahun ini keketuaannya dipegang oleh India, usai menerima estafet dari Indonesia di akhir tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Jika perang di Ukraina terus berlanjut, situasi global akan makin memburuk. Oleh karena itu, perang harus dihentikan. Penyelesaian secara damai harus terus diupayakan,” tegas Retno.
Konflik ini berdampak besar tak hanya di kawasan Eropa, tetapi juga di negara berkembang yang khususnya menggantungkan impor pangan dari Rusia dan Ukraina.
Retno menyebut, pertumbuhan ekonomi global saat ini berada di titik terendah dalam dua dekade terakhir imbas konflik tersebut —sedikitnya 349 juta orang di 79 negara mengalami krisis pangan dan terancam kelaparan.
Menurut Retno, masih ada harapan untuk memperbaiki situasi dan mempersatukan kekuatan dalam menghadapi tantangan global bersama.
Semangat kolaborasi itu tampak ketika gempa bumi dahsyat di Turki melanda pada Februari lalu dan berbagai negara berbondong-bondong memberikan bantuan.
ADVERTISEMENT
“Spirit inilah yang sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan global saat ini,” tutup Retno.