Menlu Retno: Masalah Utama Konflik Israel-Palestina adalah Penjajahan

21 Mei 2021 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang tentara Israel berkelahi dengan seorang warga Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Minggu (11/8). Foto: AFP/AHMAD GHARABLI
zoom-in-whitePerbesar
Seorang tentara Israel berkelahi dengan seorang warga Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Minggu (11/8). Foto: AFP/AHMAD GHARABLI
ADVERTISEMENT
Pertikaian antara Israel dan Palestina kembali membara pada 2021 ini. Bahkan, gempuran Israel di wilayah Gaza, sejak 10 Mei lalu menyebabkan 200 orang warga Palestina lebih tewas.
ADVERTISEMENT
Korban jiwa termasuk anak-anak dan perempuan. Fakta tersebut disorot tajam oleh Menlu Retno Marsudi yang menghadiri Debat Terbuka Majelis Umum PBB di New York pada Kamis (20/5/2021)
Retno mengatakan, ada ketidakseimbangan antar dua negara bertikai tersebut. Ia bahkan menyebut konflik bersifat asimetris.
Menlu RI Retno Marsudi saat memimpin pertemuan COVAX-AMC Engagement Group yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (27/1). Foto: Kemlu RI
"Kita semua memahami bahwa konflik ini bersifat asimetris, antara Israel, Negara Penjajah dan penindas dan bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas," ujar Retno dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat (21/5).
"Saya tekankan bahwa penjajahan dalam konflik Israel-Palestina adalah isu utama. Sekali lagi saya sampaikan bahwa isu utamanya adalah penjajahan," sambungnya.
Masifnya upaya pendudukan yang dilakukan Israel serta korban yang terus menerus berjatuhan, kata Retno, jadi sinyal bagi seluruh negara termasuk Indonesia untuk bergerak menghentikannya.
ADVERTISEMENT
Hal itu tak lain karena telah terjadi pelanggaran hukum internasional serta pelanggaran HAM dilakukan militer Israel terhadap warga sipil Palestina.
"Pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan respons bersama dari semua negara," ucap Retno.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: