Menlu Retno: Sejak 2016, 44 WNI Jadi Korban Penculikan Abu Sayyaf

5 April 2021 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serah terima WNI yang bebas disandera oleh Abu Sayyaf Foto: Kemenlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima WNI yang bebas disandera oleh Abu Sayyaf Foto: Kemenlu RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 4 WNI asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang jadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf berhasil dibebaskan. Mereka adalah sekelompok WNI terakhir yang berhasil dibebaskan dari kelompok teroris itu.
ADVERTISEMENT
Menlu Retno Marsudi pada Senin (5/4/2021) menyerahkan keempat WNI tersebut ke keluarga masing-masing. Retno berharap penculikan terhadap WNI tidak lagi terulang di masa depan.
Harapan Menlu Retno bukan tanpa alasan. Sebab, sejak lima tahun lalu puluhan WNI disandera Abu Sayyaf dan disekap di wilayah rawan di Filipina bagian selatan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan serah terima WNI yang bebas disandera oleh Abu Sayyaf Foto: Kemenlu RI
"Sejak tahun 2016 hingga saat ini tercatat 44 warga negara Indonesia menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, dengan pembebasan ini maka tidak ada WNI yang saat ini menjadi korban penyanderaan," ujar Retno dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin (5/4).
Retno menjelaskan, beberapa cara akan dilakukan agar tidak ada lagi WNI yang disandera Abu Sayyaf. Cara-cara tersebut termasuk meningkatkan kerja sama dengan Filipina dan Malaysia serta meminta yang bekerja sebagai nelayan meningkatkan kewaspadaan.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, kita harus memperkuat aspek pencegahan. Meningkatkan pengamanan di perairan Sabah oleh Otoritas Malaysia dan dengan tentunya kerja sama dari kita dan juga dari Otoritas Filipina mutlak diperlukan," ujar Retno.
"Kehati-hatian nelayan kita yang bekerja di kapal ikan Malaysia juga penting untuk terus ditingkatkan. Kita juga akan melakukan komunikasi yang lebih intensif kepada pemilik kapal di Malaysia, dan tentunya pengembangan ekonomi di daerah asal juga penting untuk terus dikembangkan," pungkas dia.