Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Menlu Retno Ungkap 3 Langkah Penting untuk Perkuat Diplomasi Digital
16 November 2021 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Paparan ini disampaikan oleh Menlu Retno pada pembukaan acara International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) secara virtual pada Selasa (16/11).
“Pertama, memperkuat kepercayaan pada diplomasi digital. Peningkatan penggunaan diplomasi digital tidak boleh mengorbankan aspek keamanan dan etis. Kekhawatiran mengenai keamanan siber, privasi data, dan internet governance harus didiskusikan untuk membentuk lingkungan diplomasi digital yang tepercaya,” kata Menlu Retno dalam bahasa Inggris.
Di tengah pandemi COVID-19, berbagai kegiatan diplomasi kini beradaptasi dengan cara yang non-konvensional, yakni lewat teknologi digital.
Meskipun diplomasi digital dipandang tidak akan pernah bisa menggantikan diplomasi tradisional, diplomasi digital diharapkan bisa melengkapi berjalannya kegiatan diplomasi.
Langkah kedua, menurutnya, adalah menjembatani gap atau jarak pada diplomasi digital di antara negara-negara.
ADVERTISEMENT
“Tidak semua negara mahir dalam diplomasi digital, atau bahkan memiliki kemampuan atau sumber daya yang dibutuhkan. Bantuan harus diberikan kepada negara-negara berkembang, untuk memperkuat infrastruktur diplomasi digital mereka,” tegasnya.
Hal ini meliputi pembangunan kapasitas dalam literasi dan kemampuan digital tiap negara. Lalu, investasi dalam teknologi digital dan pengembangan platform daring yang aman juga menjadi bentuk dukungan yang penting.
“Dalam waktu yang bersamaan, kita harus belajar dari satu sama lain mengenai bagaimana caranya untuk mengambil manfaat dari diplomasi digital sepenuhnya,” lanjut dia.
Langkah terakhir adalah dengan menggunakan diplomasi digital untuk membahas isu-isu global, dan tidak hanya terbatas pada diplomasi tradisional.
“Indonesia, contohnya, menggunakan diplomasi digital untuk manajemen krisis dengan cara menerapkan aplikasi ponsel pintar untuk menjangkau warga negara kita di tengah pandemi,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, kata Menlu Retno, Indonesia dan dunia dapat mengeksplorasi penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) untuk menganalisis data besar, seperti pola perdagangan, kebijakan negara asing, dan berita asing untuk membentuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
“Kita mungkin dapat menggunakan Virtual Reality untuk mengunjungi zona konflik atau melihat kerusakan akibat perubahan iklim, demi membantu kita memperbaiki situasinya,” jelas Menlu Retno.
"Kemudian, diplomasi digital juga dapat digunakan dalam sektor ekonomi. Salah satu inisiatif Indonesia dalam hal ini adalah pembentukan forum bisnis kreatif ASEAN (ASEAN Creative Economy Business Forum, ACEBF) dalam membantu pemulihan ekonomi,” tutupnya.
ICDD merupakan konferensi yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, menyusul kesuksesan konferensi diplomasi digital kawasan (RCDD) pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
ICDD tahun ini, yang berlokasi di Bali, digelar secara virtual. Pada konferensi internasional ini, terdapat sesi countries’ review. Pada sesi ini, negara-negara memaparkan pencapaiannya di bidang diplomasi digital dalam masa pandemi.
Selain sesi countries’ review, terdapat empat panel diskusi dengan topik yang berbeda-beda, seperti ekonomi digital, inovasi digital untuk UMKM, digital diplomasi dan data, serta data besar dan manajemen krisis dengan diplomasi digital. Empat panel ini dilaksanakan secara bersamaan.