Menristekdikti Sesalkan Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi

20 Mei 2017 18:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pertemuan peminpin PTLK se-Indonesia (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan peminpin PTLK se-Indonesia (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyesalkan kualitas lulusan perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Nasir menyebut untuk memperbaiki kompetensi lulusan perguruan tinggi, maka kualitas tenaga pendidik juga harus ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
"Saat ini terjadi gap yang muncul di lapangan. Di dunia industri ternyata mendapatkan lulusan yang tidak sesuai dengan keinginan industri. Maka kita ingin tingkatkan kompetensi lulusan menjadi lebih baik," ujarnya di acara Pertemuan Pemimpin LPKT se-Indonesia di Hotel JW Marriott, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (20/5).
"Maka kita ingin tingkatkan kompetensi lulusan menjadi lebih baik. Caranya? Gurunya harus ditingkatkan kualitasnya. Produksi guru ada di Kemenristekdikti," lanjutnya.
Untuk memperbaiki kualitas tenaga pendidik, Nasir akan menggandeng para rektor perguruan tinggi untuk merevitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Perbaikan LPTK, kata dia, tentunya akan memudahkan upaya menghasilkan lulusan yang dibutuhkan industri pekerjaan.
ADVERTISEMENT
"Kami berkerjasama dengan para rektor perguruan tinggi, LPTK 12 PTN yang berkumpul, saya harap mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan dunia kerja," ujarnya.
Revitalisasi LPTK tersebut, kata Nasir, juga didasari oleh peringkat Indonesia dalam Programme International Student Assessment dan Trends International Mathematics and Science Study yang masih rendah, padahal jumlah guru sudah banyak. Berdasarkan peringkat itu, banyak guru sains dan matematika yang belum memenuhi kualitas.
"Ternyata kemampuan memahami matematika dan sains di Indonesia masih di bawah Vietnam dan Thailand," ujar Nasir. Ia menekankan bahwa Indonesia harus bisa mengejar ketinggalan dibanding negara-negara ASEAN lainnya.
"Perguruan tinggi yang punya fakultas keguruan totalnya ada 422. Jumlah ini tidak sedikit, makannya kualitas harus kita awasi supaya sesuai dengan kebutuhan," kata Nasir.
ADVERTISEMENT
Dari data Kemenristekdikti, sebanyak 7 persen PLTK di Indonesia sudah terakreditasi A, 35 persen B, 23 persen C, dan 35 persen lainnya bahkan belum terakreditasi.
Saat ini, rata-rata Uji Kompetensi Guru masih diangka 53,02 persen dari target 76 persen. Nasir sendiri masih melihat fenomena di mana masih ada pengajar yang tidak bisa mendampingi siswanya dalam praktik, khususnya di Sekolah Menegah Kejuruan.
"Peningkatan kualitas pendidik bisa dari substansinya dan praktik," tuturnya.