Menteri Abdul Mu'ti: UN Sekolah Akan Beda dari Tahun Sebelumnya

31 Desember 2024 14:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikdasmen Abdul Mu'ti usai menghadiri Taklimat Media Tahun 2024 di Gedung A Komplek Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendikdasmen Abdul Mu'ti usai menghadiri Taklimat Media Tahun 2024 di Gedung A Komplek Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan ujian kelulusan sekolah atau yang dikenal dengan istilah UN (Ujian Nasional).
ADVERTISEMENT
Nantinya, Mu'ti mengatakan sistem UN tahun ini akan dilakukan perubahan. Salah satunya, hanya dapat diselenggarakan oleh sekolah-sekolah yang telah berakreditasi. Meskipun begitu, dia tidak merinci standar akreditasi tersebut.
"Yang pertama kami tegaskan bahwa yang menjadi penyelenggara ujian itu adalah satuan pendidikan yang terakreditasi. Jadi satuan pendidikan yang tidak terakreditasi itu tidak bisa menjadi penyelenggara ujian nasional," ujar Mu'ti usai menghadiri Acara Taklimat Media Tahun 2024, di Gedung A Kompleks Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Selasa (31/12).
Sejumlah siswa kelas 6 mengerjakan soal ujian sekolah di SD Negeri 11 Langkai Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (9/5/2022). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Mu'ti mengatakan keputusan ujian nasional akan diumumkan secara resmi sebelum memasuki tahun pelajaran 2025-2026. Ia meminta kepada masyarakat untuk bersabar.
"Jawabannya singkat saja. Tahun ajaran 2025-2026, akan kita selenggarakan ujian. Soal apa namanya, tunggu waktu pengumuman, " jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mu'ti menjelaskan, sejak awal, ujian nasional telah melalui berbagai evaluasi dan perubahan nama. Terakhir, ujian nasional dinamakan Assessment Nasional (AN) yang hanya digunakan sebagai sampling dan bukan penentu kelulusan.
"Assessment Nasional berbasis komputer itu yang itu bentuknya sampling dan tidak menjadi penentu kelulusan. Nah, sekarang kan dinilai oleh banyak pihak itu belum memadai," tuturnya.
"Misalnya waktu kami ketemu dengan tim seleksi nasional masuk perguruan tinggi mereka memerlukan hasil belajar yang sifatnya individual. Sementara AN itu kan sifatnya sampling. Sehingga apa yang dicapai oleh suatu satuan pendidikan melalui perwakilan murid-muridnya yang di sampling itu dianggap sebagai nilai dari sekolah itu," sambungnya.
Siswa mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di SDN VII Dayeuhkolot yang terdampak banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (22/4). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Mu'ti telah mengkaji perihal kelulusan yang berstandarisasi nilai rapor. Dia mengatakan, hal tersebut banyak dikeluhkan masyarakat sebab guru bersikap objektif dalam menilai. Ia memastikan untuk ujian nasional tahun ajaran mendatang, akan banyak perubahan.
ADVERTISEMENT
"Kemudian rapot, rapot itu memang penting tetapi juga kadang-kadang rapot itu bikin repot. Bikin repotnya apa? Karena banyak yang menyoal objektivitas guru dalam membuat nilai rapot," ucapnya.
"Pada akhirnya kami akan memiliki ini saya buka saja ya, memiliki sistem evaluasi baru yang dia akan berbeda dengan sebelumnya," tandasnya.