Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise menyampaikan pihaknya ikut mendata jumlah perempuan dan anak-anak yang menjadi korban kerusuhan di Papua dan Papua Barat .
ADVERTISEMENT
Meski belum ada datanya, Yohana memastikan penanganan bagi korban kerusuhan akan dilakukan secara maksimal. Terutama memastikan anak-anak tetap dapat hak pendidikannya.
“Kami sedang mendata, mengirimkan staf kami untuk mencari data. Karena kebanyakan semua takut keluar rumah. Jadi susah kami lihat perempuan dan anak di jalan-jalan,” ungkap Yohana di Ballroom Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Senin (2/9).
“Kami memastikan bahwa perempuan dan anak-anak harus aman, khususnya anak-anak supaya tetap bersekolah dan jangan sampai tidak bersekolah harus bersekolah,” imbuhnya.
Saat kerusuhan terjadi, seluruh sekolah yang ada di Kota Jayapura sempat diliburkan selama sepekan. Sebab, banyak orang tua yang khawatir jika anaknya pergi ke luar rumah.
Menurut Yohana , jika nantinya diperlukan, Kementerian PPPA juga akan memberikan pendampingan psikologis untuk perempuan dan anak-anak yang mengalami trauma akibat kerusuhan.
ADVERTISEMENT
“Kami tetap mempersiapkan dari kementerian. Kami untuk melakukan trauma healing, misalnya ada yang takut bisa diadakan pendekatan psikologis,” ungkap wanita kelahiran Manokwari, Papua Barat, itu.
Sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto melaporkan kondisi di Papua dan Papua Barat sudah berangsur kondusif.
"Aktivitas di Provinsi Papua di Jayapura sudah berangsur-angsur pulih, normal. Di Papua Barat, dilaporkan pagi ini 2 September 2019 keadaan umum atau situasi umum mulai kondusif, aktivitas sudah berangsur-angsur normal," tutur Wiranto saat jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (2/9).