Menteri Riset dari Masa ke Masa: Soemitro Djojohadikusumo hingga BJ Habibie

12 April 2021 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soemitro Djojohadikusumo sama BJ Habibie. Foto: Kemenkeu dan Bay Ismoyo/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Soemitro Djojohadikusumo sama BJ Habibie. Foto: Kemenkeu dan Bay Ismoyo/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi kini telah melebur Kemristek ke Kemendikbud. Dengan peleburan ini, maka tidak akan ada lagi posisi Menristek di pemerintahan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menristek sempat menjadi jabatan yang disegani di masa lampau, khususnya saat BJ Habibie menjabat. Posisi Menteri Riset sebenarnya sudah ada sejak era Presiden pertama RI Sukarno. Meskipun, dalam perkembangannya, seiring pergantian Presiden, namanya berubah-ubah, hingga menjadi Menristek.
Lalu, siapa saja Menteri Riset dari masa ke masa?
Sejak awal dibentuk pada tahun 1962 di era Presiden Soekarno, kementerian itu bernama Kementerian Urusan Riset Nasional. Kemudian sempat berubah lagi menjadi Kementerian Riset dan Teknologi di era Presiden Soeharto. Di era Presiden Jokowi, terakhir kementerian ini bernama Kementerian Riset dan Teknologi.
Presiden Sukarno
Bung Karno mempercayakan posisi Menteri Urusan Riset Nasional kepada Soedjono Djoened Poesponegoro ia menjabat dari 1962 hingga 1966. Latar belakangnya adalah politikus Golkar.
ADVERTISEMENT
Presiden Soeharto
Soeharto menunjuk Suhadi Reksowardojo menjadi Menteri Lembaga Riset Nasional. Ia menjabat dari Februari 1966 hingga Juli 1966.
Pada saat Kabinet Ampera I hingga Kabinet Pembangunan I, Soeharto sempat meniadakan jabatan menteri urusan riset. Baru pada Maret 1973, yaitu pada Kabinet pembangunan II, ia membentuk kembali kementerian dengan nomenklatur Kementerian Negara Riset dengan menunjuk ayah Prabowo Subianto yaitu Soemitro Djojohadikusumo sebagai Menteri Negara Riset hingga 1988.
BJ Habibie. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Lalu pada 1988-1998, Soeharto menunjuk BJ Habibie sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Saat itu, nomenklatur kementerian sudah berubah menjadi Kemristek. Habibie merangkap sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Maret 1998-Mei 1998, Menristek diisi Rahardi Ramelan. Selama Orde Baru, seluruh menteri urusan riset memilik latar belakang politikus Golkar.
ADVERTISEMENT
Presiden Habibie
Pada 1998-1999 Habibie menunjuk Muhammad Zuhal sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Zuhal juga merupakan eks Dirut PLN, ia juga pernah menjabat Ketua Komite Inovasi Nasional, serta Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Presiden Gus Dur
Politik nasional yang kian dinamis pascareformasi, Zuhal tak menjabat lama. Pada 1999-2001, Gus Dur menunjuk Muhammad A.S Hikam yang merupakan politikus PKB menjadi Menristek.
Presiden Megawati
Di era Kabinet Gotong Royong, Megawati Soekarnoputri menunjuk Hatta Rajasa yang merupakan politikus PAN menjadi Menristek.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Presiden SBY
Di tahun 2004-2009 pada kabinet Indonesia Bersatu, SBY menunjuk Kusmayanto Kadiman sebagai Menristek. Lalu di periode kedua SBY 2009-2011, ia menunjuk Suharna Surapranata. Terakhir pada tahun 2011-2014, SBY mempercayakan posisi itu pada Gusti Muhammad Hatta.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi
Kabinet kerja Jokowi di periode pertama (2014-2019), penamaan Menristek berubah menjadi Menristek Dikti. Saat itu, Jokowi menunjuk Muhammad Nasir. Lalu, di periode kedua, nomenklatur kembali diubah menjadi Menristek sekaligus menjabat Kepala BRIN. Jokowi mempercayakan posisi itu kepada Bambang Brodjonegoro.
Setelah Kemristek dilebur ke Kemendikbud, Bambang Brodjonegoro menjadi menteri riset terakhir.