Menyambangi Lokasi Tempat Nongkrong Geng Motor Jepang

23 Mei 2017 19:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kawasan geng motor Jepang (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan geng motor Jepang (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Geng motor Jepang mendadak jadi momok. Nama geng motor itu menyebar via whatsapp group. Bermula dari percakapan yang viral, seseorang memperingatkan mengenai geng motor Jepang yang beroperasi di wilayah Depok dan Jagakarsa, Jaksel.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) mencoba mencari tahu mengenai geng motor Jepang ini. Berdasarkan hasil penelusuran, dan tanya sana sini, akhirnya diperoleh informasi, geng motor Jepang ini adalah geng motor Jembatan Mampang yang berada di Sawangan, Depok.
Sore tadi, kumparan menyambangi lokasi Jembatan Mampang, Selasa (23/5) pukul 18.30 WIB. Jembatan ini cukup strategis karena terdapat di daerah yang cukup ramai dengan lalu lalang kendaraan.
"Geng motor Jepang itu awalnya karena Warnet dibuka 24 jam, kumpulnya anak-anak muda di Warnet tersebut," kata Ansori (50) pengurus DKM Masjid Al-Istiqomah. Kelurahan Mampang, Depok.
ADVERTISEMENT
Kawasan geng motor Jepang. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan geng motor Jepang. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Ansori menerangkan, Warnet itu menjadi basecamp tempat remaja tanggung itu nongkrong. Warnet itu berada sekitar 50 meter dari Jembatan Mampang. Dan jembatan itu juga kerap dijadikan tempat nongkrong.
"Sebenarnya Geng Motor Jepang itu enggak terorganisir dan liar. Sifatnya insidentil, terselubung kalau ada keperluan ngumpul," jelas dia.
Aksi Geng Jepang itu dimulai pukul 22.00 WIB, dan berlangsung hingga Subuh. Dan menurut Ansori, pada 3 Minggu yang lalu di kawasan Jembatan Mampang ini terjadi bentrok.
"Jumlahnya nggak diketahui, karena memang bukan anggota. Mereka tersebar di mana-mana. Karena satu pemikiran mereka jadi berkumpul," ujar dia.
"Berantemnya pakai pisau, samurai, golok, gear motor. Usia mereka 17 hingga 40 tahun. Dan mereka bukan warga Mampang," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, Warnet itu ditutup warga. Alasannya, para anggota geng motor ini janjian di lokasi Warnet itu. Kalau sudah ramai, maka pukul 01.00 atau 02.00 WIB, mereka mengajak tawuran dengan kelompok lain.
"Warnetnya kami tutup," tegas Ansori.
Kondisi Jembatan Mampang sendiri di hari biasa sepi. Tapi jelang akhir pekan atau hari libur biasanya ramai. Mereka duduk dan nongkrong di sekitar kawasan jembatan, tentunya dengan motor di sisi mereka. Kini warga bersama pihak kepolisian mengawasi terus anak-anak muda yang nongkrong.
Begitu ada yang duduk-duduk mencurigakan, warga langsung melapor ke petugas.