Meriam yang Rusak di Natuna Disebut Buatan China

17 Mei 2017 21:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ledakan bom (Foto: Gettyimages.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ledakan bom (Foto: Gettyimages.com)
Terjadi kecelakaan saat latihan tempur TNI AD di Natuna, Kepulauan Riau. Penyebabnya adalah hilang kendalinya meriam ZU-23 atau Giant Bow Cannon. Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari, menyebut meriam tersebut adalah buatan China.
ADVERTISEMENT
Karena itu, politisi PKS ini mempertanyakan perawatan dan tingkat keamanan bagian dari alat utama sistem persenjataan milik TNI. Dia pun meminta ada penjelasan sebab hilang kendalinya meriam itu.
"Dalam kasus meledaknya meriam buatan China, TNI perlu menjelaskan dan mengusut faktor penyebabnya, apakah karena faktor harwat (pemeliharaan dan perawatan) atau kondisi meriam saat dibeli memang sebenarnya tidak layak," kata Abdul berdasarkan keterangan yang diterima kumparan (kumparan.com), Rabu (17/5).
Abdul Kharis juga menyayangkan kejadian tersebut harus terjadi di Natuna. Pasalnya, kepulauan terluar itu merupakan kawasan strategis dalam sudut pandang pertahanan negara.
Harusnya, menurut Abdul Kharis, peralatan tempur yang ada di Natuna selalu ada dalam kondisi prima dan siaga tempur. Apalagi dengan meningkatnya tensi krisis di Laut China Selatan.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, meriam ZU-23 yang digunakan untuk latihan penembakan hilang kendali. Akibatnya, empat prajurit TNI yang ikut dalam latihan itu tewas, sedangkan enam lainnya menderita luka-luka.