Merunut Akar Sikh di Dunia

9 Mei 2017 8:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemeluk Sikh menggunakan sorban (Foto: Pixabay)
Pria bersorban dan perempuan berjubah jadi ciri pemeluk agama Sikh, termasuk di Indonesia. Mereka inilah yang ditemui Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Anies Baswedan, akhir pekan lalu lalu di tempat ibadah mereka, Kuil Gurdwara di Pasar Baru, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Sikh lahir di India 500 tahun lalu. Menurut Global Religion Database, terdapat lebih dari 25 juta orang di dunia yang memeluk Sikh. Mereka tersebar di berbagai negara, dari Asia Tenggara, Afrika, hingga Amerika Utara.
Sikh lahir di Punjab, India, pada tahun 1500-an lewat ajaran Guru Nanak (1469-1539). Ia agama monoteis yang mengakui satu Tuhan. Namun dogma yang diajarkan berbeda dibanding Islam dan Hindu yang telah mapan di sana.
Setelah Guru Nanak, terdapat sembilan Guru yang melanjutkan ajaran Sikh. Guru Kelima menuliskan kembali ajaran dalam buku berjudul Adi Granth. Guru-Guru Sikh ini memberi panduan hidup berupa kebaikan universal dan pencerahan kepada para pengikutnya.
Sikh menyebut ajaran agama mereka dengan sebutan Gurmath atau Jalan Para Guru.
ADVERTISEMENT
Dalam esai Cara Hidup Orang Sikh oleh Gobind Singh Mansukhani, setiap pemeluk Sikh wajib mengamalkan Dharamdi-Kirt (Karya Dharma). Mereka wajib menjadi kebaikan bagi orang lain, harus menghayati prinsip persamaan derajat antarsesama manusia, dan memberi pelayanan bagi seluruh manusia.
[Baca: ]
Maharaja Ranjit Singh, salah seorang tokoh Sikh (Foto: Wikimedia Commons)
Namun sejarah kaum Sikh tidak mulus. Mengutip dari Britannica, Sikh beberapa kali menjadi pihak yang ditekan mayoritas. Sikh misalnya direpresi ketika Kerajaan Mughal dipimpin oleh Raja Aurangzeb. Saat itu penganut Sikh dipaksa untuk memeluk Islam.
Pada 1699, pendudukan Ranjit Singh terhadap wilayah Lahore membuat Sikh lebih terinstitusionalisasi seperti kerajaan. Mereka mempersenjatai diri dengan kekuatan angkatan perang. Ranjit Singh kemudian dikenal oleh para pemeluk Sikh sebagai “Tokoh Terbesar setelah Para Guru”.
ADVERTISEMENT
Kejayaan Kerajaan Sikh berakhir ketika Inggris menyerang India pada 1845-1846. Pendudukan Inggris terhadap wilayah Punjab ikut menghancurkan Kerajaan Sikh.
Namun hubungan antara Inggris dan orang-orang Sikh berjalan baik. Banyak pemeluk Sikh yang kemudian menjadi tentara dan polisi Inggris. Bahkan dalam angkatan bersenjata Kerajaan Inggris, terdapat “Resimen Sikh” yang kerap berpindah-pindah ke berbagai wilayah yang menjadi pendudukan Inggris.
[Baca juga ]
Kaum Sikh di NYPD (Foto: twitter.com/SikhOfficers)
Orang-orang Sikh pada dasarnya adalah pengembara. Salah satu pemeluk Sikh di Indonesia, Ranjit Singh, menceritakan asal-usul nenek moyangnya hingga bisa tiba di Indonesia --yang pada masa kolonial dulu disebut Hindia Belanda.
“Dulu karena India itu jajahan Inggris, Malaysia-Singapura itu jajahan Inggris, jadi di mana ada jajahan Inggris, di situ orang Sikh masuk, karena mereka (orang Sikh) itu kebanyakan bertugas sebagai tentara, polisi, pengamanan Inggris itu,” ujar Ranjit ketika berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Senin (8/5).
ADVERTISEMENT
Karena Indonesia secara geografis terletak dekat dengan Singapura dan Malaya, banyak orang Sikh berusaha menyambung hidup ke Indonesia. Sikh tercatat telah berada di Medan sejak akhir abad ke-19.
[Baca: ]
Ideologi Sikh yang universal membuat para penganutnya mudah berbaur dengan penduduk setempat. Maka meski menjadi minoritas di manapun mereka berada, Sikh sering kali memberi kontribusi maksimal terhadap kehidupan berbangsa.
Anies menggunakan turban di Sikh Temple (Foto: Facebook/Anies Baswedan)
Di Indonesia, orang-orang Sikh tak kalah berjasa dalam kehidupan bernegara. Mereka antara lain mantan penasihat Presiden SBY, Harbrinderjit Singh Dillon (H.S. Dillon); pelari yang memborong tiga emas Asian Games 1962, Gurnam Singh; atlet hockey Mackan Singh; dan akademisi Prof Dr Amar Singh.
Orang-orang Sikh juga menjadi bankir di Eropa, pedagang di Malaysia, programmer di Silicon Valley, dan tentara di Kanada.
ADVERTISEMENT
Tentang nasionalisme para pemeluk Sikh di seluruh dunia, Ranjit mengatakan hal itu merupakan bagian dari penghayatan hidup mereka sehari-hari.
“Anggaran Dasar dari Guru Nanak bahkan menerima berbagai agama seperti Islam dan Hindu. Dari awal pendiriannya, Sikh mengedepankan keberagaman dan perdamaian,”ujar Ranjit.
Prinsip tersebut juga membuat para pemeluk Sikh mudah bergaul dengan masyarakat manapun. Hal itu, pada akhirnya, membuat interaksi mereka dalam kehidupan berbangsa bernegara relatif tak terhambat.