Meski Tak Cukup Uang, Aman Suryana Peduli Pendidikan 5 Anaknya

17 Maret 2018 18:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Aman Surya di Desa Lulut (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Aman Surya di Desa Lulut (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rumah reyot milik Aman Suryana (57), warga Kampung Bojong Koneng, Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, akhirnya direnovasi secara swadaya oleh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Selama 23 tahun, Aman dan kelima anaknya tinggal di rumah berukuran 5 x 4 tersebut. Kondisi ekonomi yang memprihatinkan membuat Aman tak memiliki cukup uang untuk merenovasi rumahnya.
Bahkan, ia harus memutar otak untuk membiayai kehidupan keluarganya sehari-hari. Kendati demikian, Aman tak patah semangat dalam mendukung kelima anaknya untuk bersekolah setinggi mungkin.
"Namanya orang tua yang penting mereka (bisa) sekolah. Bagi saya punya ambisi penuh untuk sekolahkan anak," ujar Aman ketika ditemui kumparan (kumparan.com) di rumahnya, Sabtu (17/3).
Rumah Aman Surya di Desa Lulut (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Aman Surya di Desa Lulut (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
Aman mengaku sering menabung untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Aman mengatakan, masalah ekonomi bukan suatu halangan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
"Karena itu saya kumpulkan uang untuk membiayai sekolah mereka semua. Hingga kebutuhan memperbaiki rumah ini saya tidak bisa lagi," ujar Aman sambil mengusap keringatnya.
Rumah Aman Surya di Desa Lulut (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Aman Surya di Desa Lulut (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
Menurut Aman, pendidikan adalah hal yang utama bagi anak-anaknya. Meski tak bisa menyekolahkan anaknya hingga kuliah, setidaknya Aman merasa bahagia, karena dapat memenuhi hak anak-anaknya dalam mengenyam bangku sekolah.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulilah sih anak saya paksa sekolah semua. Yang pertama lulusan SMK tapi biaya kuliah enggak ada, terpaksa harus kerja. Terus anak kedua sudah kelas 3 SMP sebentar lagi masuk SMA," ujar pria berbadan kurus tersebut.
Hampir dua tahun, Aman menghidupi kelima anaknya sendiri. Ocah, istrinya telah meninggal dunia dua tahun yang lalu, karena sakit. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Aman bekerja serabutan, mulai dari menjadi tukang sayuran hingga menjadi buruh lepas.
"Saya kerja jualan sayuran, kadang buruh harian lepas ikut warga kalau ada yang butuh. Jadi semua saya kerjain yang penting anak saya bisa sekolah," pungkas Aman.