Metode Blended Learning, Solusi Pendidikan di Era Revolusi 4.0

23 Maret 2022 8:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi guru yang mengajar saat PJJ. Foto: aslysun/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru yang mengajar saat PJJ. Foto: aslysun/Shutterstock
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi dikhawatirkan menimbulkan learning loss dan menimbulkan generation gap. Kebanyakan sekolah membangun Learning Management System dan menggunakan video conference.
Namun, metode yang diterapkan dalam pembelajaran masih belum memadai. Apalagi jika siswa menghadapi kesulitan akses internet dan alat pembelajaran daring. Tentu tantangan dalam pembelajaran semakin besar. Karenanya, dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi siswa dan PPKM yang diterapkan oleh masing-masing daerah.
Blended learning merupakan strategi yang melibatkan siswa dan guru dalam kegiatan belajar dan mengajar dengan metode online dan tatap muka secara bergantian. Dengan menerapkan blended learning ini, proses belajar lebih fleksibel, efisien, melatih komunikasi siswa, dan meningkatkan kemampuan literasi.
Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam blended learning. Yuk, simak perbedaan dan keunggulannya berikut ini!

Ragam Metode Blended Learning

1. Station Rotation
Ilustrasi belajar di kelas dengan cara station rotation. Foto: wee dezign/Shutterstock
Station rotation adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk masuk pada pos atau “stasiun” pembelajaran dalam waktu tertentu. Biasanya model ini paling umum dilakukan oleh para guru sekolah dasar (SD).
Di dalam kelas, biasanya guru akan mengelompokkan siswa untuk mempelajari materi tertentu. Setiap kelompok nantinya akan membahas dari sudut pandang dan ara berbeda. Dalam station rotation, mereka akan bertukar “stasiun” untuk mempelajari bagian lainnya.
Saat pembelajaran online, metode ini bisa diterapkan dengan menggunakan video conference yang memungkinkan siswa dan guru ada dalam ruang online sesuai kelompok yang dibentuk.
Dengan metode ini, siswa jadi lebih paham satu materi dengan beragam cara dan membangun kerja sama dengan kelompok belajarnya.
2. Individual Rotation
Ilustrasi anak yang belajar dengan metode individual rotation. Foto: Shutterstock
Individual rotation merupakan metode yang lebih cocok untuk diterapkan untuk siswa yang memiliki kemampuan lebih, siswa yang mengalami ketertinggalan dibanding teman sekelasnya, atau dalam kelompok belajar dengan perbedaan kemampuan antar-anggotanya.
Pada metode ini, guru akan meletakkan perhatian lebih pada satu siswa. Metode ini membuat guru bisa mengajar sesuai kebutuhan dan pengalaman siswanya. Individual rotation memberikan bimbingan intensif pada siswa.
Misalnya, saat belajar materi A, guru dapat memilih siswa dengan kemampuan lebih untuk belajar dari rumah, sedangkan siswa yang mengalami ketertinggalan belajar secara tatap muka.
Tak hanya itu, model ini juga bisa diterapkan jika guru memiliki siswa yang tidak memiliki akses teknologi yang cukup dalam penerapan blended learning.
3. Flipped Classroom
Ilustrasi anak yang belajar di kelas dengan model flipped classroom. Foto: Shutterstock
Salah satu yang paling banyak diterapkan dari model pembelajaran blended learning adalah flipped classroom. Dalam metode ini, sebagian aktivitas pembelajaran yang biasanya dilakukan dalam kelas, dapat diselesaikan di rumah secara mandiri oleh siswa.
Guru dapat membagi kelas menjadi dua kelompok besar yang akan mempelajari dua materi berbeda. Satu materi perlu didiskusikan di kelas, materi lainnya dapat dikerjakan atau dipelajari secara mandiri di rumah. Dengan cara ini, guru dapat mengatur jadwal lebih efektif jika pembelajaran harus diisi sebanyak 50 persen dari total siswa dalam satu kelas.
Jika materi telah selesai dipelajari dalam satu kelompok, guru bisa melakukan flip class agar kedua siswa mendapat pembelajaran yang sama, yaitu di kelas dan di rumah.
Agar penerapan blended learning jadi lebih mudah, Anda bisa menggunakan fitur ruangkelas dari ruangguru. Dengan ruang kelas, guru bisa mengelola pembelajaran jarak jauh (PJJ dengan lebih mudah).
ruangkelas dari ruangguru yang cocok untuk beragam model blended learning. Foto: Dok. ruangguru
Di ruangkelas, guru dapat memberikan materi pelajaran, membuat dan memberikan tugas, berkomunikasi dengan siswa, mengacak soal, memantau kehadiran, hingga merekap nilai secara otomatis.
Sebelum pembelajaran tatap muka dilakukan, guru bisa mengunggah materi dalam bentuk PDF, Ms. Power Point, Ms. Excel, Ms. Word, video, maupun foto di Ruangkelas. PJJ pun jadi lebih mudah karena guru dapat impor Google Classroom dengan fitur ini.
Tak hanya mempermudah proses mengajar, ruangkelas membuat proses belajar siswa jadi lebih interaktif. Mereka bisa mengakses dan bertanya terkait materi pembelajaran melalui fitur komentar, melihat hasil secara real time, dan berdiskusi dengan teman sekelas di ruang chat kelas.
Tak hanya Sekolah Negeri, semua tipe sekolah seperti Sekolah Swasta, Madrasah, Sekolah Internasional, dan lainnya dapat menggunakan Ruangkelas untuk memaksimalkan pembelajaran selama pandemi. Organisasi, institusi, hingga bimbingan belajar pun bisa menggunakan ruangkelas dari ruangguru.
Siap menerapkan blended learning dengan lebih baik? Mulai dan kunjungi www.ruangguru.com/ruangkelas sekarang juga!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Ruangguru