Militer Ethiopia Siap Luncurkan Serangan Final ke Tigray
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Abiy mengatakan, ultimatum untuk pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) menyerah telah usai. Serangan final pun wajib diluncurkan.
“Di fase final, kehati-hatian akan dilakukan untuk melindungi warga sipil dari bahaya. Segala upaya akan dilakukan untuk memastikan kota Mekele, yang dibangun dari kerja keras warga kami, tidak hancur lebur,” ucap Abiy seperti dikutip dari AFP.
Pada Minggu (22/11) Abiy mengeluarkan ultimatum 72 jam agar TPLF menyerang. Alih-alih menyerah, TPLF menolak ultimatum dan siap melawan tentara Ethiopia.
Penolakan membuat pemerintah Ethiopia naik pitam. Militer menyebut, tank sudah mengepung seluruh penjuru kota Mekele.
Demi mencegah jatuhnya korban warga sipil, Abiy meminta warga tetap berada di rumah dan menjauhi target militer. Dia juga meminta warga sipil Tigray menyerahkan pemberontak ke militer.
ADVERTISEMENT
“Kami akan memastikan bahwa Tentara Pertahanan Nasional telah menyusun strategi dengan hati-hati untuk membawa kriminal TPLF ke pengadilan, tanpa merugikan warga sipil, situs warisan, tempat ibadah, properti dan institusi pembangunan,” tutur dia.
Sejak 4 November serangan militer diluncurkan di Tigray. Operasi militer dipicu dugaan penyerangan TPLF ke markas tentara Ethiopia. Abiy menuding tindakan TPLF ditujukan untuk membuat pemerintahannya tidak stabil.
Tiga pekan operasi militer, pemerintah Ethiopia mengeklaim telah membunuh lebih 10 ribu tentara Tigray.
Memburuknya kondisi Tigray mengundang perhatian dunia. PBB menyebut, akibat operasi militer krisis kemanusiaan terjadi di Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika.
Tigray merupakan salah satu region di Ethiopia. Tigray terletak di daerah paling utara, berbatasan dengan Sudan dan Eritria. Suku Trigray adalah penduduk mayoritas di region ini.
ADVERTISEMENT