Mobilitas Masyarakat Naik Jelang Lebaran, Pemprov Jabar Akan Perketat Pengawasan

22 Mei 2020 21:06 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mengarahkan kendaraan roda empat untuk menjalani pemeriksaan saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pasteur, Bandung, Jawa Barat. Foto: Antara/Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mengarahkan kendaraan roda empat untuk menjalani pemeriksaan saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pasteur, Bandung, Jawa Barat. Foto: Antara/Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Mobilitas masyarakat yang bepergian ke luar kota atau daerah di Jawa Barat meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Terkait hal itu, Kadishub Pemprov Jabar Hery Antasari menuturkan, pihaknya akan mengetatkan pengawasan di titik-titik penyekatan.
ADVERTISEMENT
"Pengawasan menjelang Idul Fitri, kami melakukan intensifikasi dan kesiapan ulang khususnya terkait dengan wacana penambahan titik-titik penyekatan tambahan untuk mengantisipasi arus mudik, dan terutama arus balik," kata Hery dalam keterangannya, Jumat (22/5).
Peningkatan pergerakan masyarakat tersebut sudah terlihat sejak Minggu (17/5) di Gerbang Pasteur, Bandung, yang mencapai 8.809 kendaraan. Jumlah tersebut naik dua kali lipat pada Senin (18/5) sebanyak 16.328 kendaraan hingga Rabu (20/5).
Sementara itu, Ketua Divisi Pengamanan dan Penanganan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Dedi Supandi menyebut sebagai jalur lintasan, Jabar harus melakukan pengamanan komprehensif. Terutama untuk mengatasi para pemudik yang tertahan di wilayahnya.
"Apakah mereka pada saat balik lagi harus dilakukan isolasi atau dilakukan tes kembali? Apa harus disterilisasi kawasannya? Yang jelas, kira-kira dibutuhkan tempat-tempat isolasi jika itu terjadi di lima titik. Tiga titik di jalur Pantura dan dua titik di jalur selatan," ucap Dedi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Dedi, pihaknya juga akan meningkatkan pengawasan di desa-desa dengan bantuan Satgas Desa Tanggap COVID-19. Satgas tersebut bertugas mendata penduduk yang rentan sakit, penduduk yang baru datang, dan penduduk yang pergi ke wilayah lain atau akan ke luar negeri.
Satgas Desa Tanggap COVID-19 diketuai oleh kepala desa dan terdiri dari banyak unsur. Mulai dari bidan desa, ketua Rukun Tangga (RT), ketua Rukun Warga (RW), pendamping keluarga harapan, PKK, Karang Taruna, Puskesmas, sampai unsur mitra seperti Babinsa, Babinkamtibmas, dan Patriot Desa.
Keterlibatan banyak pihak dalam Satgas Desa Tanggap COVID-19 bertujuan agar penanganan dan pencegahan COVID-19 berjalan cepat, tepat, dan menyeluruh.
------------------------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT