Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Momen Langka, Pemimpin Korsel dan Korut Bertukar Surat Persahabatan
22 April 2022 10:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan telah bertukar surat dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Dalam suratnya, Kim berterima kasih atas upaya Moon dalam mempererat hubungan kedua negara.
ADVERTISEMENT
Momen langka ini terjadi di tengah persiapan latihan militer gabungan tahunan Amerika Serikat dan Korsel yang akan diselenggarakan pekan ini. Setiap tahunnya, Korut selalu mengecam operasi ini sebagai latihan agresi yang menargetkan negaranya.
Bulan lalu, hubungan antara kedua negara ini semakin diguncang ketegangan setelah Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik antar benua untuk pertama kalinya sejak tahun 2017.
Diberitakan stasiun resmi berita Korut, KCNA, Kim pada Rabu (20/4) menerima sepucuk surat persahabatan dari Seoul yang menunjukkan komitmen Moon dalam meletakkan dasar persatuan kedua Korea bahkan setelah dirinya lengser.
"Kim Jong-un menghargai upaya Moon Jae-in untuk memperjuangkan tujuan besar bangsa ini, bahkan sampai hari-hari terakhir masa jabatannya," ungkap KCNA.
Masa jabatan Moon sebagai presiden akan berakhir dalam dua pekan pada 9 Mei.
ADVERTISEMENT
Moon mengatakan, sudah saatnya bagi kedua negara untuk mengakhiri era konfrontasi mereka dengan dialog diplomasi. Dalam suratnya, ia mempercayakan hubungan antar-Korea kepada pemerintahan selanjutnya yang akan dipimpin oleh Yoon Suk-yeol.
Dikutip dari Reuters, Moon juga berharap diskusi denuklirisasi antara Korut dan Amerika Serikat dapat segera dimulai kembali.
Dalam balasannya yang datang Kamis (21/4), Kim mengapresiasi usaha Moon dalam mengedepankan kepentingan bangsa hingga hari-hari terakhirnya sebagai presiden. Kim menambahkan, surat-surat mereka merupakan bukti rasa percaya kedua pemimpin dengan satu sama lain.
Tanggapan positif dari Kim ini membuka kemungkinan bahwa Moon bisa dijadikan utusan diplomatik setelah lengser. Namun, beberapa analis menyarankan agar masyarakat tetap waspada.
"Saya tidak tahu apa niat Kim dalam mengirim surat itu. Saya juga tidak yakin bahwa ini akan berdampak positif kepada reputasi Moon," kata Spesialis Korea di Universitas Leiden, Christopher Green.
Kim dan Moon terakhir kali bertukar surat pada Juli 2021 ketika Korut setuju untuk memulihkan jalur komunikasi lintas batas yang terputus akibat protes terhadap selebaran anti-Pyongyang yang dikirim Seoul pada 2020.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2018, Moon membantu mengatur pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Kim Jong-un dan Presiden AS saat itu, Donald Trump. Namun, hubungan Seoul dan Pyongyang memburuk setelah pertemuan Kim dan Trump yang kedua pada 2019 berakhir tanpa adanya perjanjian denuklirisasi.
Moon sebagai seorang politikus liberal kerap dikritik oleh penerusnya, Yoon Suk-yeol, yang merupakan seorang konservatif. Yoon menyebut kebijakan Moon terhadap Korea Utara kurang tegas dan kelewat lembek.
Yoon juga menuduh Moon telah membiarkan kesiapan militer Korea Selatan memburuk secara signifikan di tengah ancaman yang berkembang dari negara tetangganya.
Ditulis oleh: Airin Sukono