Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Motif Pembunuhan Wanita Hamil di Gunungkidul: Korban Tak Mau Gugurkan Kandungan
17 November 2022 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kasus pembunuhan seorang wanita hamil bernama Reni (25) asal Purworejo, Jawa Tengah di Pantai Ngrawe, Gunungkidul , terkuak. Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri menyebut, motif pembunuhan ini karena korban menolak untuk menggugurkan kandungannya.
ADVERTISEMENT
Bayi yang dikandung korban adalah hasil hubungan dengan pelaku ERW (24). Pelaku lalu merencanakan pembunuhan bersama AA, yang merupakan tetangganya. Pelaku masih berstatus mahasiswa.
"Motifnya adalah karena teman berkawan jadi dari tersangka ini ingin menggugurkan tapi Reni tidak berkenan," kata Edy di Polres Gunungkidul, Kamis (17/11).
Saat itu, kandungan korban berusia 28 minggu atau 7 bulan. Edy mengatakan, korban sering memeriksakan kandungannya.
"RN mencintai bayinya. USG secara rutin padahal gajinya sedikit. Periksa rutin, beli vitamin hamil anaknya," katanya.
Korban dan pelaku ini saling mengenal saat berkuliah di UNS Surakarta. Keduanya berbeda prodi tapi magang bersama di satu SMK di Surakarta.
"Pelaku dan korban sama-sama kuliah di UNS kemudian berjumpa saat magang di SMK. Prodinya beda tapi tempat magangnya sama di SMK jumpa saat di semester 7 tahun 2019," katanya.
ADVERTISEMENT
Korban yang berasal dari Purworejo lantas bekerja di Solo selepas kuliah. Di sana dia masih berhubungan dengan ERW.
Digulingkan dari Atas Tebing
Hasil dari penyelidikan polisi diketahui bahwa ERW dan RN ini memiliki hubungan spesial. Meski, ERW kepada polisi mengaku bahwa RN adalah teman saja. Padahal RN ini mengandung janin dari ERW.
Pelaku tidak mau bertanggungjawab dan meminta korban menggugurkan kandungan. Namun korban tak mau hingga akhirnya muncul rencana untuk membunuh korban.
"Tersangka [ERW] merencanakan pembunuhan bersama dengan AA. AA ini tetangganya [ERW]," katanya.
Menggunakan mobil rental, ketiganya kemudian berangkat ke Gunungkidul. Di sana mereka sempat hendak ke beberapa pantai kemudian berhenti ke Pantai Kukup. Keduanya mengajak korban untuk ritual keselamatan. Ritual itu hanyalah modus pelaku membunuh korban.
ADVERTISEMENT
Saat ritual itu, korban juga diminta telanjang. Korban sempat hendak langsung didorong agar jatuh dari tebing. Tapi upaya pertama gagal.
"Dari keterangan tersangka bahwa tersangka sampai di Kukup itu pukul 00.30 WIB malam. Setelah di situ sempat mengobrol di saung kemudian berupaya untuk mendorongnya tapi tidak bisa," katanya.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro mengatakan bahwa di upaya kedua ini, ERW membekap korban terlebih dahulu dengan dibantu AA. Setelah itu korban digulingkan.
"Itu modusnya pelaku alasannya untuk ritual. Korban ini dibekap badannya terjatuh permukaan dibantu pelaku AA bersama-sama proses pembunuhan. ERW membekap dan satunya (AA) memegang. Saat memegang itu sambil melecehkan juga," kata Dewo.
Dewo menjelaskan kemungkinan korban belum meninggal dunia saat dibekap.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak bilang meninggal atau nggak. Hasil autopsi ada cairan di paru-paru. Kemungkinan saat dibunuh itu belum sepenuhnya meninggal masih mungkin cuma lemas. Dan pelaku sendiri mengatakan mungkin masih mendengar napas," katanya.
Atas perbuatannya kedua pelaku terancam pasa 340 dan 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati, seumur hidup, atau 20 tahun penjara.