news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Motivasi Catur Bambang untuk Bangkit Setelah 2 Kakinya Diamputasi

11 Agustus 2018 11:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Catur Bambang, pendiri bengkel difabel di Ciputat, Kamis (9/8). (Foto: Tommy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Catur Bambang, pendiri bengkel difabel di Ciputat, Kamis (9/8). (Foto: Tommy Wahyu Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Catur Bambang (45), pendiri bengkel difabel ‘Modifikasi Motor Roda Tiga”, dilahirkan dengan kondisi tubuh normal. Dia biasa bergerak dengan kedua kakinya. Berjalan ke sana ke mari, bagi Catur bukanlah masalah. Hingga pada suatu saat, hari yang paling mengerikan dalam hidupnya tiba.
ADVERTISEMENT
Kala itu Catur tengah bekerja menjadi abdi negara di kampung halamannya, Surabaya. Namun, sungguh malang, dia mengalami kecelakaan kerja hingga pada akhirnya dua kaki yang telah puluhan tahun menemani langkahnya harus diamputasi. Catur mengaku sempat merasa rendah diri.
“Setelah kita difabel itu down. Tapi saya enggak lama-lama waktu itu, enam bulan. Trauma enam bulan malu dilihat orang,” cerita Catur saat berbincang dengan kumparan, Kamis (9/8).
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, saat memodifikasi motor roda tiga di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, saat memodifikasi motor roda tiga di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
Selama enam bulan, Catur hanya mendekam di rumah. Dia masih meratapi nasib malang yang menimpa dirinya. Rasanya dia begitu trauma jika mengingat masa-masa itu.
Beruntung, Catur memiliki keluarga dan teman yang bisa menerima keadaannya. Mereka terus memotivasi Catur untuk kembali bangkit dan bersemangat.
ADVERTISEMENT
“Ya banyak hal sih misalnya, omongan dari teman-teman, keluarga, saudara. Banyak yang lebih menderita dari kamu. Salah satunya yang enggak bisa bangkit dari tidur. Kamu masih mending masih bisa pakai kursi roda, masih bisa ngesot, dari situ kan perlahan jadi semangat,” kenang Catur sembari mengembangkan senyum.
Pria satu beranak itu kemudian memberanikan langkahnya untuk keluar rumah. Dan benar, rasa malu dan takut itu perlahan sirna. Dia kembali bersemangat dan justru makin giat menularkan semangat kepada rekan-rekan difabelnya.
Dengan membuka bengkel difabel di tahun 2004, semangat itu terus dia tularkan. Bengkel itu dia memang dedikasikan untuk para difabel yang nasibnya serupa dengannya. Dia tak ingin para difabel hanya terkurung di rumah dan bergantung pada orang lain.
ADVERTISEMENT
Saat ini Catur ke mana-mana bergerak seorang diri tanpa menyusahkan orang lain. Dia bisa mengendarai mobil meski tidak memiliki kedua kaki. Dia memodifikasi sendiri mobilnya sehingga bisa dioperasikan semuanya dengan tangan.
Dari Senin hingga Sabtu Catur mengemudi dari rumahnya di Bogor hingga ke bengkelnya di Ciputat, Tangerang Selatan dan begitu pula sebaliknya.
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, tiba di lokasi bengkelnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, tiba di lokasi bengkelnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
Terlepas dari semangat kemandirian yang terus dijalankan Catur, dia juga menjalin hubungan baik dengan para pelanggannya. Hubungan baik itu terus dia bangun demi menebar manfaat kepada sesama.
Di sela-sela kesibukannya di bengkel difabel, Catur berkisah kepada kumparan tentang seorang pelanggannya yang bernama Bejo. Catur berhasil memotivasi Bejo yang telah terbelenggu di dalam rumah selama 15 tahun.
Bejo, difabel yang kembali semangat setelah motornya dimodifikasi di bengkel difabel, Ciputat, Kamis (9/8). (Foto: Tommy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bejo, difabel yang kembali semangat setelah motornya dimodifikasi di bengkel difabel, Ciputat, Kamis (9/8). (Foto: Tommy Wahyu Utomo/kumparan)
Bejo mengalami kecelakaan hebat, dia terserat metromini di kawasan Lebak Bulus, 15 tahun lalu. Nyawanya selamat, tetapi kedua kakinya harus diamputasi.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Bejo tak pernah ke luar rumah. Dia malu pada kondisinya.
Catur yang mendengar kisah Bejo, lalu mendatangi rumahnya. Dia memberikan motivasi dan bantuan modifikasi motor roda tiga.
“Akhirnya sekarang sudah normal lagi kehidupannya enggak di dalam rumah,” ungkap pria yang hobi memancing itu.