Mudah Naik Transportasi Umum di Jakarta dengan Sistem Integrasi JakLingko

21 Oktober 2021 11:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang menunjukkan kartu Jak Lingko di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang menunjukkan kartu Jak Lingko di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Integrasi menjadi fokus utama pembangunan sistem transportasi umum di Jakarta. Penataannya kini berorientasi pada transit, yakni Transit Oriented Development (TOD).
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta melalui PT Jak Lingko Indonesia menghadirkan berbagai integrasi transportasi umum. Dengan begitu, masyarakat tak perlu lagi kesulitan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hampir semua transportasi umum di Jakarta kini sudah saling tersambung. Mulai dari Transjakarta, MRT, LRT, angkot/feeder JakLingko, hingga KRL Commuter Line (PT KCI).
Pengendara sepeda terlihat dari dalam Bus TransJakarta di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Saat ini sudah ada 6 lokasi integrasi MRT dan Transjakarta, 13 lokasi integrasi KCI dan Transjakarta, 2 lokasi integrasi LRT dan Transjakarta, dan 3 lokasi integrasi multimoda.
Direktur Utama (Dirut) PT JakLingko Indonesia, Muhammad Kamaluddin mengatakan, saat ini tengah diuji coba sistem tiket menggunakan aplikasi JakLingko. Dengan aplikasi ini, masyarakat dapat dengan mudah membayar tiket saat berpindah moda transportasi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dalam soft launching ticketing JakLingko, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, sistem ini akan menghadirkan price difference khusus untuk penumpang dengan kategori tertentu.
"Misal, pada veteran, pensiunan, pelajar dan lain sebagainya, itu bisa diberi harga lebih murah. Jadi, public transportation bukan sekadar memindahkan kita ke tempat lain, tetapi juga sebagai simbol kota ini memberikan penghargaan untuk orang yang berjasa,” kata Anies.
Foto udara jembatan layang (skybridge) penghubung Stasiun MRT Asean dan Halte Transjakarta CSW di Jakarta, Rabu (11/8). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Integrasi tentu tidak lepas dari pembangunan infrastruktur yang juga berorientasi pada kemudahan transit dari satu moda ke moda lainnya. Salah satu contoh nyata, yakni rampungnya pembangunan halte terintegrasi Cakra Selaras Wahana (CSW).
CSW menghubungkan halte Transjakarta CSW dengan Stasiun MRT ASEAN. Sehingga warga tak perlu lagi keluar area stasiun atau halte untuk pindah tempat.
ADVERTISEMENT
CSW dibangun tidak sebatas untuk fasilitas melintas, akan ada berbagai tenan penyedia kebutuhan masyarakat termasuk musala.
"Sistem ticketing front-end dan back-end sudah terintegrasi tapi belum kompatibel karena masih perlu menentukan tarif integrasi. Penumpang yang transit tidak campur dengan yang non-penumpang," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam keterangannya, Kamis (21/10).
Seorang warga berfoto di Halte Integrasi Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (17/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Tak berhenti sampai di situ, Pemprov DKI Jakarta juga melanjutkan revitalisasi dan penataan kawasan stasiun KRL.
Tahap awal, Jakarta sukses memoles Stasiun Juanda, Tanah Abang, Senen, dan Sudirman, menjadi sangat ramah bagi pengguna transportasi umum.
Kini, penataan berlanjut ke Stasiun Tebet, Palmerah, Gondangdia, dan Manggarai.
"Stasiun Tebet dan Palmerah sudah diresmikan oleh Pak Gubernur beserta Pak Menhub," tutur Syafrin.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, untuk Stasiun Gondangdia dan Manggarai masih dalam tahap penyelesaian.
Penataan di stasiun KRL milik PT KCI ini juga semakin membuka ruang integrasi antarmoda transportasi. Bus-bus Transjakarta sudah lama hadir untuk melayani warga yang butuh pindah lokasi setelah turun dari KRL.
"Untuk integrasi kartu pembayaran masih dalam tahap perumusan tarif integrasi," ucap Syafrin.