Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Muhadjir soal Dokter PPDS Bunuh Diri karena Bullying: Senioritas Harus Ada Etika
15 Agustus 2024 10:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy angkat bicara mengenai kasus Aulia Risma Lestari (30), dokter RSUD Kardinah Kota Tegal yang sedang menempuh pendidikan spesialis program studi anestesi di FK Universitas Diponegoro (Undip) bertempat di RS Kariadi Semarang, yang diduga bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Dalam buka hariannya, korban kerap curhat tentang kerasnya dunia pendidikan dokter dan bullying yang dilakukan seniornya. Diduga bullying itu yang menjadi penyebab pegawai RS Kardinah ini bunuh diri.
Muhadjir menuturkan bahwa setiap organisasi profesi tentu ada praktik senioritas, termasuk juga dalam pendidikan keprofesian kedokteran.
"Profesi dokter itu tidak bisa dihindari karena misalnya nanti untuk uji kompetensi itu harus oleh dilakukan oleh dokter senior. Di situlah senioritas pasti berlaku," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/8).
Namun, Muhadjir menegaskan bahwa praktik senioritas itu harus diatur sesuai dengan norma dan etika yang ada.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan bahwa Undang-Undang Kesehatan yang baru telah mengatur posisi pemerintah. Ia menegaskan bahwa undang-undang itu dapat membuat pemerintah mengatur praktik senioritas.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kan ada undang-undang yang baru, Undang-Undang Kesehatan yang baru, kan posisi pemerintah sangat kuat untuk bisa mengendalikan, membatasi kemungkinan terjadi praktik-praktik seniority complex itu," ucap Muhadjir.
Sementara itu di kesempatan terpisah, Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono menyebut Aulia banyak mengeluh soal senioritas yang ia alami di RS Dr Kariadi. Keluhan itu ia tuangkan di buku harian, yang ditemukan polisi di kamar indekosnya.
"Itu kan kelihatannya merasa berat dalam arti itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat. Seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ujar Agus.