Muhammadiyah Kunjungi Institut Islam Xinjiang, Perguruan Khusus Lahirkan Khatib

6 Juli 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Xinjiang Islamic Institute Abdurekep Tumniyaz dan pengurus pusat Muhammadiyah saat berkunjung. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Xinjiang Islamic Institute Abdurekep Tumniyaz dan pengurus pusat Muhammadiyah saat berkunjung. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
ADVERTISEMENT
Pimpinan Pusat dan Daerah Muhammadiyah diundang Kedubes China di Indonesia untuk berkunjung ke negaranya. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Xinjiang Islamic Institute yang terletak di Urumqi, Xinjiang.
ADVERTISEMENT
Rombongan tiba di Institute Islamic Xinjiang pada Sabtu (6/7) sekitar pukul 10.12 waktu setempat. Mereka langsung disambut Rektor Xinjiang Islamic Institute, Abdurekep Tumniyaz.
Rombongan sempat dibawa berkeliling ke sejumlah tempat di Xinjiang Islamic Institute. Mulai dari ruang kelas, perpustakaan, asrama, masjid, hingga kantin.
Kepada rombongan, Abdurekep mengatakan Xinjiang Islamic Institute tidak hanya memiliki perguruan tinggi. Tapi juga madrasah dan tempat memperdalam agama Islam. Ada sekitar 2.000 pelajar di sana.
“Selamat datang di Xinjiang Islamic Institute. Di sini tempat pembelajaran yang lulusannya dipersiapkan jadi khatib atau imam masjid,” kata Abdurekep di Xinjiang Islamic Institute.
Rektor Xinjiang Islamic Institute Abdurekep Tumniyaz dan pengurus pusat Muhammadiyah saat berkunjung. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Abdurekep menyebut, ada 88 dosen atau guru di Xinjiang Islamic Institute. Mahasiswanya juga berasal dari berbagai kalangan, termasuk Uighur.
ADVERTISEMENT
Biaya pembangunan dan operasional Xinjiang Islamic Institute, kata Abdurekep, dibantu Pemerintah Pusat Tiongkok dan pemerintah daerah. Sehingga mahasiswa di perguruan tersebut tak lagi dikenakan biaya kuliah.
“Dulu mahasiswa dipungut biaya 1.500-2.500 Yuan. Namun sekarang sudah free. Gaji dosen dibantu pemerintah lokal. Pemerintah pusat juga banyak membantu termasuk bangunan dan fasilitas lainnya,” bebernya.

Rektor Xinjiang Islamic Institute Jawab soal Isu Miring Islam Uighur

Saat ditanyai lebih lanjut soal kabar miring terkait muslim Uighur, Abdurekep menyebut hal itu hanya opini liar. Dia lalu mempersilakan rombongan untuk melihat bagaimana keadaan sebenarnya di kawasan tersebut.
“Sebenarnya media lain mungkin (ada) kesalahan. Bisa dilihat bagaimana keadaan di sini,” ujarnya.
Rektor Xinjiang Islamic Institute itu menyebut bahwa masyarakat Tiongkok saling menghormati, termasuk dalam hal agama.
“Kita saling bersahabat. Saling dukung,” pungkasnya.
Rektor Xinjiang Islamic Institute Abdurekep Tumniyaz dan pengurus pusat Muhammadiyah saat berkunjung. Foto: Mirsan Simamora/kumparan

Muhammadiyah Apresiasi Xinjiang Islamic Institute

ADVERTISEMENT
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman mengatakan, Xinjiang Islamic Institute sudah dipersiapkan dengan baik.
“Kalau melihat bangunan tampak institusi ini dipersiapkan dengan baik untuk pembelajaran yang enak. Perpustakaan juga baik dan komplit. Untuk memudahkan pemahaman pembelajaran dibantu lewat tafsiran ke bahasa Uighur dan mandarin,” imbuh Agus di lokasi.
Sayangnya saat kunjungan, aktivitas pembelajaran sedang libur. Agus berharap dalam kesempatan berikutnya dapat melihat langsung kegiatan belajar mengajar di perguruan tersebut.
”Hanya saja tidak bisa mengetahui bagaimana proses pembelajaran itu, karena saat kita datang sedang libur. Suasana yang real seperti apa, baru kita dapat gambaran (jika melihat langsung). Tapi dulu di sini tampak jejak Islam yang cukup kuat bisa dirasakan oleh penduduk muslim yang banyak,” tutupnya.
Rektor Xinjiang Islamic Institute Abdurekep Tumniyaz dan pengurus pusat Muhammadiyah saat berkunjung. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Dalam rombongan ini, turut ikut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Izzul Muslimin, dan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Sayuti.
ADVERTISEMENT
Selain itu turut diikuti Wakil Ketua Pimpinan Muhammadiyah Jakarta Nurhadi Matsani Saleh, Ketua Pimpinan Muhammadiyah Jawa Barat Ahmad Dahlan, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara Sainuddin Nuddin Pempeng, Sekretaris Majlis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah Azaki Khoirudin, Anggota Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Mutholib, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere Erwin Prasetyo.