MUI: Jangan Besarkan Perbedaan Penetapan Awal Ramadan

10 Maret 2024 22:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi MUI KH Abdullah Jaidi saat menerima kunjungan pimpinan MPR RI, Selasa (3/12). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi MUI KH Abdullah Jaidi saat menerima kunjungan pimpinan MPR RI, Selasa (3/12). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan awal puasa Ramadan 1445 hijriah jatuh pada Selasa 12 Maret 2024. Ini berbeda dengan Muhammadiyah yang sudah akan memulai puasa besok Senin (11/3).
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Abdullah Jaidi, yang turut hadir dalam sidang isbat Kemenag meminta agar perbedaan tersebut tak perlu dibesarkan-besarkan. Bagi Jaidi, perbedaan adalah sebuah kepastian, namun yang terpenting adalah saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
“Terpulang dengan sementara saudara-saudara kita dari Muhammadiyah dan lain-lainnya ya g besok hari akan melaksanakan ibadah puasa, marilah kita bersama-sama hendaknya saling menghormati tentang perbedaan itu,” kata Jaidi dalam konferensi pers di Kemenag, Minggu (10/3).
Jaidi mengutip firman Allah SWT bahwa ‘manusia senantiasa berselisih’ namun itu yang menjadi rahmat. Rahmat tersebut, kata Jaidi, maksudnya adalah bagi seluruh umat.
“Oleh sebab itulah, maka kita harus saling menghormati dan saling menghargai antara yang satu dengan yang lain. Tidak perlu kita memperbincangkan masalah ini, dan membesar-besarkan masalah dalam kehidupan kita,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan momen setelah Pemilu 2024, Jaidi mengimbau agar semua pihak bisa kembali bersatu. Sehingga seluruh elemen masyarakat bisa membangun negara bersama-sama.
“Setelah pemilu ini, marilah kita tetap bersatu, mengayunkan langkah bersama-sama membangun Negara Republik Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas dia.