Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Sejumlah daerah di Jatim sudah mengalami musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) tengah menyusun rekomendasi daerah yang diprediksi rawan bencana banjir dan longsor.
ADVERTISEMENT
Rencananya, rekomendasi tersebut bakal dijadikan landasan surat edaran Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk memberikan atensi khusus terhadap daerah-daerah tersebut.
“Kita sudah menyusun Surat Edaran Gubernur kepada kabupaten/kota untuk siaga banjir longsor tahun 2019. Ini arahnya di situ teman-teman kabupaten diminta untuk siaga dan memetakan daerah-daerah mana saja yang berpotensi terjadinya banjir longsor,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jatim Satriyo Nurseno saat dihubungi, Senin (4/10).
Satriyo menyebut, daerah rawan longsor biasanya berada di kawasan Jatim bagian selatan. Di antaranya, Banyuwangi, Pacitan, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Batu.
“Sering itu, sudah menjadi langganan setiap tahunnya. Kemudian, untuk longsor daerah-daerah pegunungan, daerah lingkar gunung dari daerah Pacitan sampai Banyuwangi, daerah selatan,” terangnya.
Sementara itu, untuk daerah rawan banjir , kata Satriyo, berada di kawasan Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Selain itu, Sungai Kemuning di Madura juga kerap dilanda banjir setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
“Kalau banjir Bengawan Solo itu mulai dari Magetan, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik. Mojokerto sama Brantas. Brantas itu dari Malang, Kediri, Jombang, Mojokerto. Itu yang menjadi tiap tahun kejadian (banjir) ada di sana,” paparnya.
Satriyo mengaku, sudah menyiapkan personel dan logistik bila bencana banjir dan tanah longsor melanda Jatim. Namun, pihaknya berharap agar bencana banjir dan tanah longsor tidak terjadi pada musim hujan kali ini.
“Selain itu kita juga menyiapkan logistik, kemudian peralatan nantinya mendukung kegiatan banjir dan longsor yang kami harapkan tidak ada. Ada pun (semoga) tidak terlalu besar,” pungkasnya.