Musim Panas Ekstrem, Danau Poyang di China Kekeringan

15 Agustus 2022 17:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sungai Yangtze di China Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Yangtze di China Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tingginya suhu udara pada musim panas di China tahun ini mengakibatkan kekeringan di Danau Poyang di Provinsi Jiangxi yang bermuara ke Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China.
ADVERTISEMENT
Volume air Danau Poyang pada musim panas ini telah menyusut ke tingkat yang biasanya hanya terlihat selama musim dingin.
Situasi ini tak lain diakibatkan oleh perubahan iklim dan curah hujan yang berkurang hingga 50 persen pada Juli lalu.
“Curah hujan di daerah drainase Sungai Yangtze turun sekitar 30 persen pada bulan Juli dan 60 persen lebih rendah dari normal pada bulan Agustus, dengan anak-anak sungai secara signifikan lebih rendah dari tingkat historis,” kata pihak Komisi Sumber Daya Air Sungai Yangtze, seperti dikutip dari Reuters.
Ilustrasi kekeringan akibat perubahan iklim. Foto: Foto: Reuters/David Mercado
Akibatnya, daerah-daerah sekitar yang bergantung pada Sungai Yangtze harus mengerahkan pompa dan hujan buatan yang dibantu oleh cloud-seeding rockets.
Hal ini dilakukan agar tanaman-tanaman beserta panen untuk musim gugur mendatang yang terancam kekeringan dapat diupayakan untuk tetap tumbuh.
ADVERTISEMENT
Sejumlah burung migran bermain air di Danau Qinghai di Provinsi Qinghai, China, Senin (11/7/2022). Foto: ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie
Media setempat melaporkan, desa-desa yang terbiasa mengandalkan air dari danau dan sungai juga terpaksa mengerahkan pompa untuk mengairi sawah-sawahnya.
Lebih lanjut, wilayah di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze telah mengalami suhu udara lebih dari 40 derajat Celsius selama sebulan terakhir.
Para ahli menyalahkan perubahan iklim di subtropis Pasifik barat yang menjadi penentu utama cuaca musim panas di seluruh kawasan Asia Timur.
Menurut Pusat Iklim Nasional China, gelombang panas disertai suhu udara yang tinggi akan melanda wilayah China hingga dua minggu ke depan. Fenomena ini menjadi periode suhu ekstrem terlama sejak 1961.
Salah satu kota di China yang terdampak adalah Kota Chongqing. Penduduk di kota itu menghadapi musim kemarau terparah keduanya sejak 1961. Untuk itu, pemerintah setempat menyediakan sebanyak 900 roket untuk menyemai tanaman dan memicu hujan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Guangming Daily, terancamnya panen untuk musim gugur mendatang mendorong Kementerian Pertanian China untuk mengerahkan 25 timnya ke daerah-daerah paling terdampak untuk melindungi tanaman-tanaman.