Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Mu'ti: 75 Persen Anak Usia 15 Tahun Masih Kesulitan Memahami Isi saat Membaca
29 April 2025 13:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebutkan 75 persen anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan membaca di bawah standar Programme for International Student Assessment (PISA) level 2. Artinya, mereka kesulitan dalam memahami gagasan di dalam teks.
ADVERTISEMENT
Temuan ini berasal dari studi yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2022 kepada siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains.
“Mereka mampu membaca, tapi tidak paham dengan apa yang dibaca. Biasanya kalau membaca angka-angka cepat paham, tapi membaca kata-kata pahamnya lama. Membaca angka ya, bukan menghitung angka,” kata Mu'ti dalam sambutannya di Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2025, di gedung PPSDM Kemendikbud di Depok, Jawa Barat, Selasa (29/4).
Pada tingkat kemampuan matematika, masih terdapat 82 persen anak usia 15 tahun yang kesulitan memahami cara mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi hal tersebut, Mu'ti berencana untuk menerapkan sistem pembelajaran mendalam atau deep learning dalam kurikulum pendidikan. Sehingga para murid tidak hanya terfokus pada hafalan, tetapi juga analisis dan implementasinya.
ADVERTISEMENT
“Kemudian juga kami berusaha untuk memperbaiki pendekatan dalam pembelajaran yang lebih berorientasi pada kualitatif dan ini juga nanti perlahan-lahan kita perbaiki,” ujarnya.
Selain itu, Mu'ti mengatakan, sampai saat ini kesenjangan kualitas pendidikan antar daerah masih terjadi. Menurutnya, ini tantangan pendidikan yang perlu dihadapi bersama.
“Kalau kemudian kita melihat bagaimana profil pendidikan kita menurut daerah, menurut berbagai wilayah di Indonesia, kita melihat adanya kesenjangan kualitas hasil belajar antar wilayah yang juga menjadi tantangan yang harus kita atasi bersama,” tutupnya.