Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Mu’ti Sebut Banyak Aspirasi Ortu agar Ramadan Tak Libur Sebulan
21 Januari 2025 20:18 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan kebijakan terkait pembelajaran di bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi sudah diteken dalam Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri.
ADVERTISEMENT
“Siang ini sudah terbit, sudah kami tanda tangangi bertiga dan Insyaallah juga sudah di upload di webnya kementerian ya,” ujar Abdul Mu’ti,” Selasa (21/1).
Para siswa tetap berlajar di sekolah selama bulan Ramadan. Mereka hanya akan libur di awal dan akhir Ramadan.
Menurutnya, kebijakan sekolah tetap masuk di bulan Ramadan ini mempertimbangkan aspirasi banyak orang tua yang berharap agar Ramadan tidak sepenuhnya diisi dengan libur, tetapi tetap ada pembelajaran meskipun dalam format berbeda.
Kebijakan ini, lanjut Mu’ti, mirip dengan tahun sebelumnya, dengan penyesuaian pada pelaksanaan di lapangan. Ia menekankan pentingnya tetap ada aktivitas belajar di rumah, meskipun tidak di sekolah.
“Kami melihat banyak sekali aspirasi dari orang tua agar Ramadan tidak penuh libur tapi tetap ada pembelajaran dan kegiatan di rumah pun ketika mereka sedang tidak belajar di sekolah juga tetap diberikan tugas-tugas terstruktur oleh guru sehingga mereka tetap belajar di rumah,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mu’ti menambahkan bahwa selama Ramadan, jadwal pembelajaran akan lebih fleksibel dan disesuaikan oleh masing-masing daerah.
Jam Belajar Disesuaikan Pemda Masing-Masing
Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk menyusun jadwal tersebut, termasuk pengaturan jam belajar yang lebih singkat.
“Untuk pembelajaran selama Ramadan sendiri itu jamnya disesuaikan tapi lamanya belajar di sekolah kami berikan otoritas kepada pemerintah daerah untuk menyusun jadwal pembelajaran selama bulan Suci Ramadan,” katanya.
Mu’ti menegaskan bahwa pembelajaran di rumah selama Ramadan bukan berarti libur penuh. Guru tetap memiliki tanggung jawab memberikan tugas yang terstruktur agar murid tetap aktif belajar.
“Yang jelas itu bukan libur tapi pembelajaran terstruktur yang diselenggarakan di rumah karena memang kita kan setelah covid itu mengalami learning loss yang cukup serius ya sehingga kita ingin agar ada recovery,” katanya.
ADVERTISEMENT