Mu'ti: Sekolah Rakyat Akan Pakai Sistem Multi-Entry Multi-Exit Seperti Pondok

12 April 2025 0:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikdasmen Abdul Mu'ti di Perpustakaan Kemendikdasmen, Jakarta Pusat pada Jumat (11/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendikdasmen Abdul Mu'ti di Perpustakaan Kemendikdasmen, Jakarta Pusat pada Jumat (11/4). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyebut program Sekolah Rakyat yang tengah disiapkan oleh kementeriannya dan Kementerian Sosial akan memakai sistem multi-entry multi-exit.
ADVERTISEMENT
“Jadi kurikulumnya kan sudah kita sampaikan kurikulumnya itu tailor-made curriculum artinya kurikulum yang didesain khusus untuk sekolah rakyat sistemnya itu multi-entry, multi-exit,” ujar dia di Perpustakaan Kemendikdasmen, Jakarta Pusat pada Jumat (11/4).
“Artinya begini, dia yang di sekolah rakyat itu, tidak seperti sekolah biasa yang masuk bersama-sama kelas 1, kelas 2, kelas 3 enggak begitu. Ada yang mungkin masuk dia kelas 3, ada yang masuk dia kelas 1, ada yang masuk dia SMP. Basisnya adalah capaian pembelajaran,” sambung dia.
Mu’ti menjelaskan bahwa murid Sekolah Rakyat tak ditetapkan waktu tertentu untuk lulus. Mereka juga tak perlu tes bersama-sama untuk lulus. Bila sudah memenuhi capaian pembelajaran, mereka bisa meninggalkan Sekolah Rakyat.
“Mirip itu kalau di Pramuka itu kira-kira SKU itu. Kalau di Pondok itu model Sorogan itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Mu’ti menjelaskan bahwa guru yang akan mengajar di Sekolah Rakyat adalah guru yang sudah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Gurunya itu memang diusahakan dari guru-guru yang sudah lulus PPG, yang belum ada penempatan. Tapi nanti seleksinya itu seleksi terbuka. Seleksi terbuka yang itu nanti sistemnya kontrak,” ucap dia.
“Jadi dia bukan ASN, bukan PPPK, tapi guru kontrak. Kontrak untuk mengajar sekolah rakyat itu dan syaratnya guru itu harus tinggal di asrama,” sambung dia.
Mu’ti pun menjelaskan tahapan rekrutmen bagi calon-calon guru di Sekolah Rakyat.
“Yang pertama jelas dia kan sudah PPG. Nanti yang lain ada tes psikologi, ada tes lain-lain. Karena nanti kan gurunya itu harus tinggal di asrama. Dan harus menjadi guru yang mendampingi murid-murid yang berasal dari latar belakang masyarakat yang tidak mampu itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Sekolah Rakyat masih terus digodok Kemendikdasmen dan Kemensos. Mu’ti menyebut tak ada target rampungnya rekrutmen guru. Lebih lanjut, ia menyebut Sekolah Rakyat akan dimulai bila sudah siap.
“Sekolah rakyat itu masuknya tidak harus sama dengan tahun ajaran sekolah yang mulai bulan Juli ya. Kalau memang belum siap, bisa saja mulai nanti Agustus atau September. Sekarang juga mulainya dari mana dulu kan belum ada keputusan dari Kementerian Sosial,” pungkas dia.