Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Mantan ajudan eks Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Azilah Hadri, mengaku diperintahkan bosnya membunuh seorang model asal Mongolia pada 2006 lalu.
ADVERTISEMENT
Hadri dan seorang eks ajudan keamanan Najib pada 2015 lalu telah dijatuhi vonis mati terkait terbunuhnya model Mongolia, Altantuya Shaariibuu.
Tuduhan bahwa Najib otak di baliknya terbunuhnya Shaariibuu selalu dibantah eks penguasa Negeri Jiran itu. Sampai saat ini siapa yang menyuruh menghabisi nyawa Shaariibuu belum terungkap.
Pada sidang awal pekan ini, Hadri mengatakan, Najib memerintahkan dirinya menangkap dan menghancurkan Shaariibuu. Najib menganggap Shaariibuu seorang agen asing.
"Saya tanya (ke Najib) apa artinya menangkap dan menghancurkan agen asing itu, lalu dia menjabat tembak dan bunuh, dan ia (Najib) lalu memperlihatkan gerakan menggorok leher," ucap Hadri seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/12).
Menanggapi pernyataan Hadri, Najib menuduh pemerintah Malaysia menggunakan kasus pembunuhan Shaariibuu sebagai bentuk serangan politik. Selain kasus pembunuhan Shaariibuu, Najib juga terseret kasus korupsi di BUMN 1MDB.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah diberitahu bahwa kisah baru ini akan membuka jalan bagi pemerintah menangkap dan memenjarakan saya tanpa jaminan, untuk kasus pembunuhan tahanan tanpa jaminan diizinkan," ucap Najib.
Kematian Altantuya Shaariibuu pada 2006 menyita perhatian dunia.
Altantuya Shaariibuu ditembak mati lalu tubuhnya diledakkan lewat bahan peledak militer.
Beberapa kelompok masyarakat sipil menuduh tewasnya Shaariibuu terkait perannya sebagai penerjemah Abdul Razak Baginda, sahabat dekat Najib. Abdul Razak merupakan sosok yang diduga terkait korupsi pembelian dan pembuatan kapal selama Prancis.
Pada satu kesempatan Abdul Razak mengaku punya hubungan terlarang dengan Shaariibuu.