Napi Minta Kalapas Narkotika Langkat Dicopot

Suasana Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas III Langkat, Sumatera Utara, usai kericuhan. Foto: Rachmat Utomo/kumparan

Sejumlah narapidana (napi) di Lapas Narkotika Kelas III Langkat, Sumatera Utara, sepakat untuk tidak kembali membuat onar. Kesepakatan itu atas hasil negosiasi pihak kepolisian dan TNI usai kericuhan kemarin.

Para napi sepakat untuk tidak membuat keonaran asal tuntutanya bisa dituruti. Kakanwil Kemenkum HAM Sumatera Utara Dewa Putu Gede mengatakan ada sejumlah tuntutan napi.

Salah satunya adalah banyaknya pungutan liar (pungli) di dalam hotel prodeo itu. "Memang ada di salah satu tuntutan itu akan kami dalami. Kami juga tak gegabah mengambil langkah. Kami tak tinggal diam," kata Dewa, Jumat (17/5).

Suasana Lapas Narkotika Langkat saat Kericuhan. Foto: Dok. Istimewa

Dewa juga mengatakan ada tuntutan lain yang diminta napi, yaitu campur tangan istri Kalapas Langkat. Para napi mengeluhkan istri Kalapas Langkat yang ikut-ikutan razia para napi. Napi bahkan meminta Kalapas Langkat Bachtiar Sitepu dicopot.

Menurut Dewa, Kalapas Langkat Bachtiar Sitepu dan sejumlah sipir yang diduga terlibat dalam praktik pungli akan ditarik dari jabatannya. Mereka, kata Dewa, akan diperiksa terkait kasus ini.

"Kalau ada indikasi hukum, pihak terkait lain yang menangani. Kami di pihak Kemenkum HAM hanya menangani status hukum administrasi kepegawaian yang bersangkutan," ujar Dewa.

Lapas Narkotika Kelas III Langkat rusuh pada Kamis (16/5) sekitar pukul 14.00 WIB. Napi menjebol empat lapis pintu lapas. Selain itu, para pesakitan juga membakar gedung lapas serta tiga kendaraan yang sedang terparkir.

Pemicu kerusuhan diduga karena ada salah satu napi yang dipukuli oleh sipir. Napi itu, membawa paket sabu ke dalam lapas. Lapas Narkotika Langkat dihuni 1.635 narapidana. Kapasitas ideal Lapas hanya 915 orang.