NasDem Respons Hendropriyono: Sikap Politik RI Jelas Menentang Penjajahan

Farhan saat pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan

Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono, menyebut konflik Palestina-Israel bukan urusan RI. Menurutnya, urusan Indonesia adalah nasib anak cucu bangsa sendiri.

Anggota Komisi Luar Negeri DPR, Muhammad Farhan, menghargai pendapat prihadi Hendropriyono itu.

"Kami sangat menghargai pendapat seorang guru bangsa sekelas Pak Hendropriyono tentu akan kita jadikan sebagai konsideran penting," kata Farhan saat dimintai tanggapan, Kamis (20/5).

Kendati demikian, Farhan menegaskan, sikap politik luar negeri Indonesia jelas sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Gedung media di Jalur Gaza Palestina diserang Bom Israel. Foto: AFP/Mahmud Hams

"Tetapi, saat ini kebijakan dan sikap politik Negara Kesatuan Republik Indonesia di kancah dunia adalah tetap berpegangan kepada penentangan terhadap penjajahan, karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena penjajahan bertentangan dengan prikemanusiaan dan prikeadilan," tutur politikus NasDem itu.

Sebagaimana diketahui, Indonesia melalui pernyataan Presiden Jokowi sudah tegas meminta agar agresi militer Israel di Gaza dihentikan.

Sejumlah ormas Islam di tanah air juga menyuarakan hal yang sama. Teranyar, Indonesia melalui Palang Merah Indonesia (PMI) akan menyumbang 500 ribu USD untuk bantuan kemanusiaan Palestina.

Sebelumnya, AM Hendropriyono, menilai Palestina dan Israel bukanlah urusan Indonesia, melainkan urusan bangsa Arab dan Yahudi.

“Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,” kata AM Hendropriyono dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu (19/5).

Ketum PKPI, Jenderal TNI (purn) AM Hendropriyono. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Pernyataan Hendropriyono tersebut disampaikan menanggapi maraknya pro-kontra dukung-mendukung perang Israel-Palestina. Ia menyampaikan keprihatinannya yang disampaikan kepada teman-teman sesama anggota Kerukunan Keluarga (KEKAL) Akmil 1967.

“Untuk nasib bangsa kita, saya mohon KEKAL Akmil 1967 tidak diam saja, tapi mikir, ngomong dan berbuat sebisanya. Negara kita sedang diserang oleh pemikiran ideologi khilafah,” kata Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) tersebut.