Nasihat JK ke Anies Usai Kumpul Akbar di JIS: Tidur 2 Hari 2 Malam

12 Februari 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) dan Capres nomor urut 01, Anies Baswedan di kediaman pribadi JK, Jl. Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (12/2). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) dan Capres nomor urut 01, Anies Baswedan di kediaman pribadi JK, Jl. Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (12/2). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Calon Presiden nomor urut 01 dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengunjungi kediaman Jusuf Kalla di Jakarta, dalam rangka merayakan ulang tahun istri JK, Senin 12 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
Ketika melayani pertanyaan awak media bersama Capres Anies, JK pun berseloroh kalau Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tersebut perlu beristirahat tidur dua hari dua malam untuk membayar berbulan-bulan kurang tidur, karena padatnya jadwal berkeliling Indonesia menyapa rakyat dengan pesan-pesan perubahan untuk Indonesia adil makmur untuk semua.
Anies memang memiliki mobilitas sangat tinggi berpindah dari satu provinsi ke provinsi lain, bahkan ke lokasi-lokasi yang berjauhan di ujung Indonesia ke ujung wilayah Indonesia yang lain.
Seringkali Anies baru tiba di satu lokasi dari lokasi kampanye lain pada tengah malam bahkan dini hari tanpa jeda istirahat yang memadai langsung diisi dengan aktivitas menyapa rakyat lagi begitu mendarat di satu tempat.
Ke mana pun Anies bergerak, rakyat Indonesia yang haus perubahan dan perbaikan atas nasib mereka selalu mengejar dan mengerubuti Anies.
ADVERTISEMENT
“Saya bilang ke Pak Anies. Kalau perlu dua hari dua malam kau tidur karena ini membayar yang berapa bulan tidak ada waktu tidur,” kata JK, Senin 12 Februari 2024.
Namun, menurut JK hal tersebut tidak dimungkinkan, karena Anies ingin selalu berjuang dengan rakyat untuk membawa perubahan bagi Indonesia.
“Tapi ternyata tidak bisa, karena bukannya masyarakatnya yang selalu ingin menunjukkan bagaimana perlunya masyarakat berjuang bersama-sama untuk Indonesia lebih baik dengan cara perubahan,” kata JK.
(RB)